Sabtu, 26 Januari 2013

Mengejar tikus


Tepat pukul 8 malam aku berusaha untuk tidur tidak terlalu malam, karena kondisiku saat itu sangat tidak baik. Badanku menggigil,demam dan bersin-bersin. Udara memang sedang tidak bersahabat akhir-akhir ini, kadang hujan kadang nggak. Terlebih tadi sore sepulang kerja aku benar-benar basah kuyup kehujanan hingga akhirnya kondisiku seperti ini.
                Makan malam sudah,minum obat juga sudah,walau hanya paracetamol biasa. Semoga saja besok kondisiku mendingan. Aku pun berbaring di kasurku tak lupa kaos kaki pun ku kenakan,selimut tebal pun ku selimutkan pada tubuhku ini. Aku pun mulai menutup mata seolah akan memasuki dunia mimpi.
Tiba-tiba...

“Awaaaaaaasssss!!!!!” suara adikku keras sekali sambil membawa sapu menuju kamarku.
Sontak membuatku terkejut bukan kepalang, harapan supaya bisa memulai memasuki dunia mimpi pun sirna seketika. Aku pun benar-benar marah pada adikku ini.
                “Kikiiiiiii!!!!!!!!” kerasku.
                “Sorry..sorry.. aku ga maksud ganggu sumpah! Bener deh..Aku mau nangkep tikus.”                                       
                “HAH..TIKUSSSS..???” Aku heran dibuatnya.
                “Mana mungkin ada tikus di kamar atau bahkan di kasurku ini!!” tegasku.
“Aduh kak,,percaya deh makanya aku bawa sapu kesini,aku mau nangkap dia, gedenya segede pahaku Kak!”
                Segede paha? Serius?” balasku.

Seperti ada sesuatu bergerayam di kakiku,ku buka selimut yang masih menutupi seluruh tubuhku. Dan ternyata..
                “Arghhhhhhhhhh!!!!!! TIKUS GILAAAAAA!!!!!”
                “Mana kak,mana????” tanya adikku dengan muka kelabakan.
                Seketika aku pun turun dari tempat tidurku,melepas selimutku. Terlihat adikku masih memukul mukul tempat tidurku tanpa berusaha menarik selimut tebalku dari tempat tidur itu.
                “Ki..ambil selimut aku,,bukannya asal mukul-mukul gitu!!!”
                “Aku geli juga kak.. takut..hhehe!”
                “WHATTT??? Takut?? Gila kamu masa ama tikus aja takut !!!”
                “Abisnya guedeee banget....”
                Tiba-tiba kakekku yang juga sedang berada di kamarnya keluar,dan menghampiri kamarku.
                “Ada apa ini? Berisik sekali malam-malam begini! Ada apa Ki?”
                “Ini Kek,barusan ada tikus gede banget,masuk ke kamar kakak. Aku mau nangkap dia !” jawab Kiki.
“Tikus? Ya udah Kakek bantu cari,tadi kemana???” sambil mengambil ancang-ancang untuk memukul tikus itu.
Tikus itu ternyata masih punya nyali untuk melarikan diri setelah berada dalam kepungan aku,Kiki dan Kakek.
“Tuh..tuh Kek tikusnya!!!” sambil menunjuk kearah tikus yang keluar dari kamarku.
Kakek dan Kiki pun pergi menyusul tikus yang keluar dari kamarku. Lucunya sudah hampir setengah jam pun tikus itu masih belum di temukan. Yang terpenting adalah kamarku bebas dari tikus itu dan aku bisa kembali melanjutkan tidurku. Tapi bukannya keheningan yang di dapat malah suara gerasak gerusuk yang semakin menganggu.
“ADUHHHHHHH...BERISIKKKK !!!!!! Aku tuh lagi sakit kepala,demam. Bisa ga kalian gak gerasak gerusuk.”
“Sorry Kak,ga bisa tuh tikus lari ke dapur!!!”
Suara panci,wajan yang jatuh kelantai pun malah semakin menjadi-jadi. Bising sekali ini rumahku ini.
Maklum di rumah yang kecil ini hidup 3 keluarga sekaligus,yaitu Kakek dan nenekku,ibu dan bapakku,dan paman dan bibiku. Belum lagi atap-atap yang bocor dimana tikus-tikus liar itu bisa keluar masuk ke rumah ini. Salah satunya tikus hitam yang sedang di kejar kakek dan adikku.
Mereka bukannya simpati dengan sakitku malah ribet mencari-cari tikus itu.
“Tuh Kek..tikusnya masuk ke kamar Paman Hendra!!”
“Mana ???” jawab kakek.
“Itu kek!!!”
‘Oh iya...kejarrrrrrrrrrrrrr” balas kakek.
Pamanku yang juga sudah tidur saat itu, malah jadi terbangun dan ikut-ikutan mengejar tikus gila itu.
Dari mulai kamarku,kedapur lalu balik ke kamar Paman dan malah sudah di kejar oleh 3 orang dewasa pun masih belum tertangkap. Adikku dengan sapunya, kakek dengan membawa jaring penangkap tikus bahkan paman dengan membawa parang pun masih belum mendapatkannya. Sungguh konyol kelakuan mereka itu, terlebih hanya kebisingan di rumah malam itu.
Kulihat jam sudah menunjukan pukul 11 malam, itu artinya sudah hampir 3 jam itu tikus masih belum ketangkap.
                “Udah dapet belum tikusnya?” tanyaku sambil keluar kamar.
                “Belum Kak??” jawab Kiki.
                “Terus kalian ini ngapain,udah ampir 3 jam pun kalian masih aja gerasak gerusuk sambil ketawa ketiwi. Ganggu tau!!!”
                Bukannya istirahat di malam ini dengan tenang malah kegaduhan. Huh jadi nya malah malas tidur lagi. Aku pun akhirnya ikut-ikutan berusaha menangkap tikus.
Tapi ternyata kekuatan kami tidak melumpuhkan tikus besar itu, panjang umur sekali tikus itu. Atap dapur yang bolong itu akhirnya membawa dia selamat dan keluar dari cengkaraman kami.
                “Yah..yah tuh kan..bukannya di pukul ini malah ketakutan kegelian kalian ini!”
                “Yahhhhhhh.....”
                “Dasar pada konyol kamu,kakek dan Paman ini,satu tikus aja ga ketemu!!”
Hingga akhirnya aku pun sengsara karena demamku ini tanpa istirahat cukup bahkan kedamaian saat tidur. Gara-gara mengejar tikus yang justru panjang umur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Input dari kawan-kawan terbaikku