Tepat pukul 8 malam aku berusaha untuk tidur tidak terlalu malam, karena
kondisiku saat itu sangat tidak baik. Badanku menggigil,demam dan
bersin-bersin. Udara memang sedang tidak bersahabat akhir-akhir ini, kadang
hujan kadang nggak. Terlebih tadi sore sepulang kerja aku benar-benar basah
kuyup kehujanan hingga akhirnya kondisiku seperti ini.
Makan malam sudah,minum obat
juga sudah,walau hanya paracetamol biasa. Semoga saja besok kondisiku
mendingan. Aku pun berbaring di kasurku tak lupa kaos kaki pun ku
kenakan,selimut tebal pun ku selimutkan pada tubuhku ini. Aku pun mulai menutup
mata seolah akan memasuki dunia mimpi.
Tiba-tiba...
“Awaaaaaaasssss!!!!!”
suara adikku keras sekali sambil membawa sapu menuju kamarku.
Sontak membuatku
terkejut bukan kepalang, harapan supaya bisa memulai memasuki dunia mimpi pun
sirna seketika. Aku pun benar-benar marah pada adikku ini.
“Kikiiiiiii!!!!!!!!” kerasku.
“Sorry..sorry..
aku ga maksud ganggu sumpah! Bener deh..Aku mau nangkep tikus.”
“HAH..TIKUSSSS..???” Aku heran
dibuatnya.
“Mana mungkin ada
tikus di kamar atau bahkan di kasurku ini!!” tegasku.
“Aduh kak,,percaya deh makanya aku bawa sapu
kesini,aku mau nangkap dia, gedenya segede pahaku Kak!”
Segede paha? Serius?”
balasku.
Seperti ada sesuatu bergerayam di kakiku,ku buka
selimut yang masih menutupi seluruh tubuhku. Dan ternyata..
“Arghhhhhhhhhh!!!!!!
TIKUS GILAAAAAA!!!!!”
“Mana kak,mana????”
tanya adikku dengan muka kelabakan.
Seketika aku pun turun
dari tempat tidurku,melepas selimutku. Terlihat adikku masih memukul mukul
tempat tidurku tanpa berusaha menarik selimut tebalku dari tempat tidur itu.
“Ki..ambil selimut
aku,,bukannya asal mukul-mukul gitu!!!”
“Aku geli juga kak..
takut..hhehe!”
“WHATTT??? Takut??
Gila kamu masa ama tikus aja takut !!!”
“Abisnya guedeee
banget....”
Tiba-tiba kakekku yang
juga sedang berada di kamarnya keluar,dan menghampiri kamarku.
“Ada apa ini? Berisik
sekali malam-malam begini! Ada apa Ki?”
“Ini Kek,barusan ada
tikus gede banget,masuk ke kamar kakak. Aku mau nangkap dia !” jawab Kiki.
“Tikus? Ya udah Kakek bantu cari,tadi kemana???”
sambil mengambil ancang-ancang untuk memukul tikus itu.
Tikus itu ternyata masih punya nyali untuk
melarikan diri setelah berada dalam kepungan aku,Kiki dan Kakek.
“Tuh..tuh Kek tikusnya!!!” sambil menunjuk kearah
tikus yang keluar dari kamarku.
Kakek dan Kiki pun pergi menyusul tikus yang
keluar dari kamarku. Lucunya sudah hampir setengah jam pun tikus itu masih
belum di temukan. Yang terpenting adalah kamarku bebas dari tikus itu dan aku
bisa kembali melanjutkan tidurku. Tapi bukannya keheningan yang di dapat malah
suara gerasak gerusuk yang semakin menganggu.
“ADUHHHHHHH...BERISIKKKK !!!!!! Aku tuh lagi sakit
kepala,demam. Bisa ga kalian gak gerasak gerusuk.”
“Sorry Kak,ga bisa tuh tikus lari ke dapur!!!”
Suara panci,wajan yang jatuh kelantai pun malah
semakin menjadi-jadi. Bising sekali ini rumahku ini.
Maklum di rumah yang kecil ini hidup 3 keluarga
sekaligus,yaitu Kakek dan nenekku,ibu dan bapakku,dan paman dan bibiku. Belum lagi
atap-atap yang bocor dimana tikus-tikus liar itu bisa keluar masuk ke rumah
ini. Salah satunya tikus hitam yang sedang di kejar kakek dan adikku.
Mereka bukannya simpati dengan sakitku malah ribet
mencari-cari tikus itu.
“Tuh Kek..tikusnya masuk ke kamar Paman Hendra!!”
“Mana ???” jawab kakek.
“Itu kek!!!”
‘Oh iya...kejarrrrrrrrrrrrrr” balas kakek.
Pamanku yang juga sudah tidur saat itu, malah jadi
terbangun dan ikut-ikutan mengejar tikus gila itu.
Dari mulai kamarku,kedapur lalu balik ke kamar
Paman dan malah sudah di kejar oleh 3 orang dewasa pun masih belum tertangkap.
Adikku dengan sapunya, kakek dengan membawa jaring penangkap tikus bahkan paman
dengan membawa parang pun masih belum mendapatkannya. Sungguh konyol kelakuan
mereka itu, terlebih hanya kebisingan di rumah malam itu.
Kulihat jam sudah menunjukan pukul 11 malam, itu
artinya sudah hampir 3 jam itu tikus masih belum ketangkap.
“Udah dapet belum
tikusnya?” tanyaku sambil keluar kamar.
“Belum Kak??” jawab
Kiki.
“Terus kalian ini
ngapain,udah ampir 3 jam pun kalian masih aja gerasak gerusuk sambil ketawa
ketiwi. Ganggu tau!!!”
Bukannya istirahat di
malam ini dengan tenang malah kegaduhan. Huh jadi nya malah malas tidur lagi.
Aku pun akhirnya ikut-ikutan berusaha menangkap tikus.
Tapi ternyata kekuatan kami tidak melumpuhkan tikus besar itu, panjang umur
sekali tikus itu. Atap dapur yang bolong itu akhirnya membawa dia selamat dan
keluar dari cengkaraman kami.
“Yah..yah tuh
kan..bukannya di pukul ini malah ketakutan kegelian kalian ini!”
“Yahhhhhhh.....”
“Dasar pada konyol
kamu,kakek dan Paman ini,satu tikus aja ga ketemu!!”
Hingga akhirnya aku pun sengsara karena demamku ini tanpa istirahat cukup
bahkan kedamaian saat tidur. Gara-gara mengejar tikus yang justru panjang umur.