Dear blog
walkers...
Kawan,saya mau
cerita nih..
Hari senin ini benar-benar
melelahkan. Pekerjaanku hanyalah sebagai buruh pabrik di perusahaan garmen.
Tepatnya sebagai operator jahit yang setiap hari berkutat dengan mesin dan kain
yang siap di buat celana eksport. Saya bingung apa ini termasuk kesialan atau
hanya sugesti karena masalah bertubi-tubi. Hal pertama sepanjang hari tadi
mesin yang biasa membantu saya bekerja rusak,belum lagi jarum yang tiba-tiba
patah,dan potongan jarum itu harus di cari sampai ketemu kalau tidak ada.
Sebagai peraturan yang berlaku karena kalau sampai tak ketemu potongannya akan
berakibat patal. Bayangkan saja banyak waktu hilang ketika saya harus mencari
potongan jarum yang harusnya aku isi dengan menjahit dan mendapatkan target
perjamnya. Untung saja itu tak berlangsug lama,seperempat jam akhirnya ketemu.
Piiiuuuhhh Realize =)
Selesai sudah jam kerja selama 8
jam itu, akhirnya aku pun pulang naik angkot dengan temanku namun naas pula
angkot yang biasa sudah standby didepan pabrik tidak ada,di tambah hujan yang
begitu deras saat itu. Akhirnya aku putuskan untuk jalan kaki bersama 2 temanku
sampai di ujung jalan hingga ku temukan angkot yang biasa mengangkut kami
pulang, sedikit basah kuyup sih..huh lumayan dingin juga.
Diantara kami
bertiga rumahku adalah destinasi terjauh dibandingkan 2 temanku, hingga tak
lama kemudian satu temanku juga berhenti, mungkin hanya 15 ment yang dia tempuh
dari pabrik sampai rumahnya. Tersisa hanya kami berdua di angkot, hujan masih
deras pula.
Sampai di lampu merah jalan
Kabupaten mobil angkot yang kami tumpangi tiba-tiba berhenti. Memang sih masih
belum terlalu malam kami berada di angkot toh juga masih ada 3 penumpang lain
di angkot jadi kami berdua tidak terlalu ketakutan. “Huh kok lama yah berhentinya??”
tanya penumpang lain yang berada di sebelahku. “Oh maaf bu..sebentar,,sebentar
mobilnya mogok!!”jawab supir
“Hahhh ..mogok ??
Sial !!!!” lantangku.
“Sebentar..sebentar”
supir itu berusaha menenangkan.
Kalau saja di
luar angkot ini tak hujan,sudah dari tadi saya turun,hampir setengah jam aku
dan penumpang lainnya turun dari angkot dan mencari angkot yang lain namun
sayangnya hujan deras banget.
Hingga pada akhirnya penantian
kami berlalu,mobil ini kembali melaju walau dengan kondisi baju yang sudah
terlanjur basah kuyup di tambah perut yang sudah mulai keroncongan ini.
Sampai di
pertigaan terminal Soreang pun,aku pun turun. Bedanya temanku hanya tinggal
jalan kaki dari terminal, aku masih harus naik satu angkot lagi untuk sampai
dirumah. Untungnya hujannya agak reda.
Naiklah aku ke satu angkot yang
untungnya juga sudah penuh, jadi aku juga tidak perlu menunggu lagi. Melajulah
angkot itu...
Perjalananku
terasa lancar saat itu,pikirku sepertinya aku akan pulang lebih cepat karena
angkot yang aku tumpangi juga tidak ngetem plus di tambah kecepatan yang
maksimum.
Sampai pada satu
titik dimana tinggal setengah kilo lagi aku sampai,angkot terakhir ini pun
berhenti.
“Lho kenapa berhenti bang??”
tanyaku pada supir.
“Saya juga ga tahu non, di depan
macet panjang!!” jawab supir.
Akhirnya Supir
pun menanyakan pada pengemudi lain dari arah yang berbeda.
“Pak ada apa yang di depan
sana?”
“Wah Pak mending putar arah
saja..didepan banjir sedada pas jembatan sampai 100 meter kedepan” jawab
pengemudi sepeda motor itu.
Hingga supir itu
pun bertanya kembali pada penumpang yang ada di angkotnya,”Pak,bu bagaimana mau
turun disini ato bagaimana? Cara lain mungkin kita akan puter arah ke jalan
lain yang nembusnya di terminal banjaran,mungkin akan memakan waktu! Bagaimana??”
Para penumpang pun sepakat untuk
mengikuti petunjuk supir itu,dari pada kami harus berenang menyeberangi jalan
yang di penuhi air setinggi dada orang dewasa. Kulihat jam di tangan kiriku
sudah menunjukan pukul 18.30 malam. Perutku benar-benar sudah sakit, mungkin
akibat magh yang kambuh kembali. Waw perjalananku hampir 2 jam sudah berada di
angkot berturut-turut.
Jalan ini sungguh
sangat tak kukenali, kulihat sepanjang jalan perkampungan yang kami lewati
masih belum ada lampu di sekitarnya. Rumah pun bisa ku hitung di daerah ini
karena kondisi malam yang gelap ini, aku pun tak menyadari dimana aku berada
bersama para penumpang lain. Dimana kondisi jalanan yang rusak pula membuat badan
kami bergoyang-goyang terpental-pental. Sepertinya badanku sudah sangat tak
karuan merasakan gajlukan ini, belum lagi perutku yang melilit merasakan magh
ku kambuh =((
Dan pada akhirnya 1 jam sudah perjalanan aku
menyusuri jalan ini terhenti sampai pulalah aku di terminal Banjaran,dengan
memakan waktu,memakan ongkos pula 2 kali lipat dari biasanya karena banjir
tadi.
Huuuuuuuuhhhhh... tepat pukul 8
malam aku baru sampai di rumah yang seharusnya aku sampai di rumah pukul 17.30
Lengkap pulaaaaaa
kesialan di hari senin ini.... Damn abisssssss =((
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Input dari kawan-kawan terbaikku