Jumat, 08 Maret 2013

damn Abizzzzz


Dear blog walkers...
Kawan,saya mau cerita nih..
                Hari senin ini benar-benar melelahkan. Pekerjaanku hanyalah sebagai buruh pabrik di perusahaan garmen. Tepatnya sebagai operator jahit yang setiap hari berkutat dengan mesin dan kain yang siap di buat celana eksport. Saya bingung apa ini termasuk kesialan atau hanya sugesti karena masalah bertubi-tubi. Hal pertama sepanjang hari tadi mesin yang biasa membantu saya bekerja rusak,belum lagi jarum yang tiba-tiba patah,dan potongan jarum itu harus di cari sampai ketemu kalau tidak ada. Sebagai peraturan yang berlaku karena kalau sampai tak ketemu potongannya akan berakibat patal. Bayangkan saja banyak waktu hilang ketika saya harus mencari potongan jarum yang harusnya aku isi dengan menjahit dan mendapatkan target perjamnya. Untung saja itu tak berlangsug lama,seperempat jam akhirnya ketemu. Piiiuuuhhh Realize =)
                Selesai sudah jam kerja selama 8 jam itu, akhirnya aku pun pulang naik angkot dengan temanku namun naas pula angkot yang biasa sudah standby didepan pabrik tidak ada,di tambah hujan yang begitu deras saat itu. Akhirnya aku putuskan untuk jalan kaki bersama 2 temanku sampai di ujung jalan hingga ku temukan angkot yang biasa mengangkut kami pulang, sedikit basah kuyup sih..huh lumayan dingin juga.
Diantara kami bertiga rumahku adalah destinasi terjauh dibandingkan 2 temanku, hingga tak lama kemudian satu temanku juga berhenti, mungkin hanya 15 ment yang dia tempuh dari pabrik sampai rumahnya. Tersisa hanya kami berdua di angkot, hujan masih deras pula.
                Sampai di lampu merah jalan Kabupaten mobil angkot yang kami tumpangi tiba-tiba berhenti. Memang sih masih belum terlalu malam kami berada di angkot toh juga masih ada 3 penumpang lain di angkot jadi kami berdua tidak terlalu ketakutan. “Huh kok lama yah berhentinya??” tanya penumpang lain yang berada di sebelahku. “Oh maaf bu..sebentar,,sebentar mobilnya mogok!!”jawab supir
“Hahhh ..mogok ?? Sial !!!!” lantangku.
“Sebentar..sebentar” supir itu berusaha menenangkan.
Kalau saja di luar angkot ini tak hujan,sudah dari tadi saya turun,hampir setengah jam aku dan penumpang lainnya turun dari angkot dan mencari angkot yang lain namun sayangnya hujan deras banget.
                Hingga pada akhirnya penantian kami berlalu,mobil ini kembali melaju walau dengan kondisi baju yang sudah terlanjur basah kuyup di tambah perut yang sudah mulai keroncongan ini.
Sampai di pertigaan terminal Soreang pun,aku pun turun. Bedanya temanku hanya tinggal jalan kaki dari terminal, aku masih harus naik satu angkot lagi untuk sampai dirumah. Untungnya hujannya agak reda.
                Naiklah aku ke satu angkot yang untungnya juga sudah penuh, jadi aku juga tidak perlu menunggu lagi. Melajulah angkot itu...
Perjalananku terasa lancar saat itu,pikirku sepertinya aku akan pulang lebih cepat karena angkot yang aku tumpangi juga tidak ngetem plus di tambah kecepatan yang maksimum.
Sampai pada satu titik dimana tinggal setengah kilo lagi aku sampai,angkot terakhir ini pun berhenti.
                “Lho kenapa berhenti bang??” tanyaku pada supir.
                “Saya juga ga tahu non, di depan macet panjang!!” jawab supir.
Akhirnya Supir pun menanyakan pada pengemudi lain dari arah yang berbeda.
                “Pak ada apa yang di depan sana?”
                “Wah Pak mending putar arah saja..didepan banjir sedada pas jembatan sampai 100 meter kedepan” jawab pengemudi sepeda motor itu.
Hingga supir itu pun bertanya kembali pada penumpang yang ada di angkotnya,”Pak,bu bagaimana mau turun disini ato bagaimana? Cara lain mungkin kita akan puter arah ke jalan lain yang nembusnya di terminal banjaran,mungkin akan memakan waktu! Bagaimana??”
                Para penumpang pun sepakat untuk mengikuti petunjuk supir itu,dari pada kami harus berenang menyeberangi jalan yang di penuhi air setinggi dada orang dewasa. Kulihat jam di tangan kiriku sudah menunjukan pukul 18.30 malam. Perutku benar-benar sudah sakit, mungkin akibat magh yang kambuh kembali. Waw perjalananku hampir 2 jam sudah berada di angkot berturut-turut.
Jalan ini sungguh sangat tak kukenali, kulihat sepanjang jalan perkampungan yang kami lewati masih belum ada lampu di sekitarnya. Rumah pun bisa ku hitung di daerah ini karena kondisi malam yang gelap ini, aku pun tak menyadari dimana aku berada bersama para penumpang lain. Dimana kondisi jalanan yang rusak pula membuat badan kami bergoyang-goyang terpental-pental. Sepertinya badanku sudah sangat tak karuan merasakan gajlukan ini, belum lagi perutku yang melilit merasakan magh ku kambuh =((
 Dan pada akhirnya 1 jam sudah perjalanan aku menyusuri jalan ini terhenti sampai pulalah aku di terminal Banjaran,dengan memakan waktu,memakan ongkos pula 2 kali lipat dari biasanya karena banjir tadi.
                Huuuuuuuuhhhhh... tepat pukul 8 malam aku baru sampai di rumah yang seharusnya aku sampai di rumah pukul 17.30
Lengkap pulaaaaaa kesialan di hari senin ini.... Damn abisssssss =((

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Input dari kawan-kawan terbaikku