Jumat, 30 November 2012

Berangan-angan memiliki




Tidur di kala matahari menyengat dalam teriknya, seolah dia bangun
Cahaya nya meredup meninggalkan sepi, lalu terbangun ketika cahayanya menyelimuti
Berharap bahwa hangatnya tak memudar
Namun tetap setia dalam bayangan dikala bermimpi
Menepi seolah tahu pemberhentian dimana matahari tak berputar..
Seakan bola mata ini sinarnya persekian desimal dari milik sang panas
                Lalu bagaimana dengan bagian dari kehidupan ??
                Apa dia bertanya bahwa dia layaknya sang matahari?
                Apa dia mampu memberi kehangatan dalam batiniah?
Bukan.. bukan dia matahari
Bukan dia pula yang menyelimuti kulit tipis ini
Engkau tahu apa yang di ceritakan panas itu
Namun engkau tak mengerti lubuk terdalamnya matahari
Cahaya nya tak akan musnah sampai dunia berakhir,bukan seperti sosok yang akan memudar jika senyum ini meredup dalam ruang usia
Dan tak menepi dalam jenjang waktu persekian detik.
Bukan pula yang di harapkan.. matahari aku merindukanmu dalam setiap mimpi-mimpi khayalanku.

2 komentar:

Input dari kawan-kawan terbaikku