Minggu, 30 Desember 2012

10 jam MIMI


                Sudah hampir setengah jam aku menunggu Farah disini,di tempat biasa kami ngumpul bareng teman-teman yang lainnya. Namun kini terasa sepi,Meyla dari tanggal 24 Desember kemarin sudah terbang ke Aceh,menengok sebagian keluarga ayahnya yang masih tersisa setelah peristiwa Tsunami 8 tahun silam sekaligus melepas tahun 2012 di sana. Beda lagi dengan Kiko,dia jauh lebih beruntung, orang tuanya menghadiahinya liburan ke Bali selama satu minggu. Dan yang tersisa hanya kami berdua yang selalu disibukan dengan rutinitas sebagai pramuniaga di toko milik paman Farah.
Persahabatan kami sudah berjalan dari kelas 2 SMP, dan ini kali pertama kami merayakan tahun baru terpisah-pisah. Sedih memang namun mungkin kami berempat ini sudah cukup dewasa, menentukan pilihan masing-masing termasuk dengan jalan yang kami tempuh untuk menghabiskan liburan akhir tahun.
                “Darrrrr!!!!!”
                “Astagfirulloh !!!” aku kaget bukan kepalang.
                “Ah..elu Far..kebiasaan deh !”
                “Sorry..sorry .. gua barusan telat..”
                “kebiasaan lu kale..TELATTTT..!!!”
“Ya ilah,,gua kan dah minta maaf,plizzz maafin yah????” merengek-rengek sambil memegang tanganku.
                Kebiasaan Farah dari dulu tidak pernah berubah, selalu telat dan yang jadi korban selalu aku,entah apa yang dia sembunyikan. Apalagi sekarang alasan-alasan yang dia berikan selalu tidak pernah masuk akal.
                “Ya,,udahlah..gua maafin lo..!!”
“Mang,lo kemana barusan??? Lo tahu kan,temen-temen kita ga ada di di sini,dan kita cuma berdua buat ngerayain tahun baru nanti.. lu ga sadar 10 jam lagi loh..!!”
                “Waduuuhh ampe segitunya lo ngitung waktu..” dengn muka keheranan.
“Yah engga sih, gua cuma ga mau moment seperti ini gua habisin sendirian,lo tau kan keluarga gua jauh,dan yang gua anggap sebagai keluarga pengganti itu kalian,termasuk lu Far..”
                “Uh..cup..cup.. sorry deh” sambil memeluk aku erat.

                Tiba-tiba handphone Farah berbunyi..
                “Siapa Far..???”
“Hah..oh..ngga kok,,ehmm cuma suara BBM dari......dari Meyla..yah dari Meyla” jawabnya dengan muka pucat.
“Meyla? Apa katanya? Coba gua liat...” aku pun berusaha mengambil handphone yang di pegang oleh Farah.
                “Ehmm... di..dia...cuma nanyain kabar kita aja,,udah kok udah gua bales barusan..” sanggahannya
“Lo kenapa sih Far..?? kayak buronan aja,,muka lo kayak ketakutan banget kalo gua liat isi BBM Meyla..”
                “GA KOK!! Btw gua laper neh Mi,,makan baso Mas Sugeng yuk!!” ajak Farah.
                Aku pun menerima ajakan Farah untuk sekedar makan baso di depan kostanku. Sepanjang kami makan baso pun,pikiran Farah seperti terbelah dua,sesekali kulihat dia sibuk dengan handphonenya, senyam senyum sendirian tanpa memperhatikan basonya yang mulai merekah dingin. Hingga satu mangkuk baso ku habiskan pun, dia masih asyik dengan hpnya.
                “Busyet dahhh lu,,makan dulu,,tuh baso dingin!!!”
                “Loh kok lu jadi ngatur gua sih Mi??? Gua lagi asyik gini..diganggu arghh..” emosi Farah naik.
“Loh kok elu jadi nyolot,,?? Gua ga ngatur lu,,dan kenapa lu jadi gini Far...perasaan sebelum Meyla dan Kiko pergi,lu ga kayak gini ! Lu aneh sekarang Far..”
“Maksud lu gua berubah gitu??? Gua Cuma pengen hidup gua lebih berwarna,,udah deh gua lagi males berantem,,gua cabut dulu ah..” beranjak dari kursi tempat baso Mas Sugeng.
                “Far..Far.. tunggu!!!” aku berusaha menahan Farah pergi.
                “Apalagi Mimiku sayang,,udah ya gua pergi aja,,gua males berantem..”jawab Farah.
                “Siapa yang ngajakin lu berantem kale? Ki..kita kan bisa omongin baek-baek..”
                “Biarin gua sendiri dulu ok,,daaaann.. o..ya jangan berharap nanti malam kita hangout bareng ya..”
                “Loh kenapa Far??? Jawabku keheranan.
                “Gua udah ada janji ama orang.”
                “Tapi kan..kita udah komit buat jalan nanti malem Far??”
                “Lupain..gua cabut ya..”
                “Ta..ta..piii Far..”
                Farah pun pergi seketika. Dia berjalan ke seberang jalan dan segera naik bus yang melaju pelan ke arahnya.
Aku kembali berfikir,akan ucapanku tadi,aku berfikir apakah pertanyaan aku ini membuat Farah jadi marahkah,hingga dia berlaku seperti itu. Ketertutupan Farah ini semakin aku penasaran,kami berempat sudah lama menjalin persahabatan bahkan kami sangat mengenal sifat masing-masing. Tapi tidak dengan yang terjadi kini padahal persahabatan yang sudah kami bina selama hampir 7 tahun lamanya terkikis oleh hal kecil.

***
                Aku cuma tidak ingin Meyla dan Kiko tau,karena bisa bisa mereka marah besar karena sikap Farah yang seperti ini. Aku juga tidak ingin persahabatan ini hancur,aku pun segera menyusul Farah dengan menggunakan angkot.
Farah ternyata tidak pulang ke rumah,dia malah pergi ke sebuah Mall letaknya tidak terlalu jauh dari Toko baju milik Paman Farah.
                    Aku seperti seorang mata-mata yang membuntuti korbannya, itu pula yang aku lakukan pada Farah. Tiba-tiba yang kulihat...
Dia bersama seorang laki-laki yang wajahnya cukup familiar,mungkin karena dari kejauhan aku tidak bisa melihat persis wajah laki-laki yang bersama dia. Aku pun mendekati Farah lebih dekat lagi,dan ternyata, “Aldo????”
                    Tanpa menunggu lama,aku mendekati Farah,dan menyeret Farah dari pandangan laki-laki itu.
                    “Kita pulang Far..!!!”
                    “Apaan sih lu?? Dari tadi lu ngebuntuntutin gua??? Gila yah lu dah ga asik lagi!!”
    “Hey..hey apa-apaan ini ??? lo ga berhak ajak-ajak Farah pergi,DIA PACAR GUA!!!!” Aldo memotong pembicaraan kami berdua.
    “Mimi lu ga usah kepo deh,,gua berhak donk punya cowo,,emangnya elu, yang selalu sentimen ama      tiap cowo!” tegas Farah.
    “Eits..eits udah..udah.. ngapain kita urusin dia,cuma buang-buang waktu doank..lebih baik kita pergi Far..” sambil melepas genggaman tangan Farah dari tanganku.
                    Seketika pula Farah pergi dengan Aldo, tanpa mementingkan aku yang di tinggal sendirian di tengah-tengah keramaian.
Aku masih belum percaya dengan tindakan Farah yang berubah drastis akibat laki-laki seperti Aldo, namun bukan itu alasan utama yang buat aku heran. Melainkan laki-laki yang bersama Farah itu adalah Aldo. Dia orang yang hampir membuat aku kehilangan keperawananku 3 tahun silam.
Kejadian itu bermula ketika acara perpisahan SMP dulu, aku mengenalnya dari Riki teman sekelasku.  Dan hubungan kai berlanjut sampai aku memakai seragam putih abu-abu. Saat itu hubungan kami memang backstreet, supaya teman-temanku ga merasa di langkahi karena mereka saat itu masih menjomblo.      Valentine.. yah Valentine aku ingat betul kejadian itu, sosoknya yang kece badai membuat aku kelepek-kelepek dulu. Modusnya dulu dia mengajak aku merayakan hari valentine di villa nya di Puncak, Bogor, aku pun menuruti ajakannya dia,hampir naas bagiku, perasaanku sudah tidak enak saat itu,sesekali dia mencium tanganku,mengecup bibirku hingga dia membisikan kata yang buat aku,merasa tidak percaya akan sosok laki-laki. “will u making love with me!!!!”
Damn !!! saat itu pula aku langsung beranjak dari sofa putih tempat kami berdua, “PLAAAAAKKKKK!!’ Ku tampar pipi Aldo saat itu juga. Tanpa berfikir panjang,di saat itu pula aku putuskan dia,awalnya dia menahanku,memaksaku mengikuti nafsunya. Untung saja penjaga villa di sana mendengar jeritan aku di dalam villa. Mang Udin namanya,dia yang menyelamatkan aku dari nafsu birahi Aldo.

***
                Itu pula yang tidak akan aku biarkan terjadi pada Farah,sahabatku. Aldo itu PK, aku ga akan biarkan dia merenggut hidupnya Farah.
Aku berusaha mencari Farah di keramaian Mall,,tapi tak kudapati,ku coba menelponnya tapi tak di jawabnya. Bahkan karena berkali-kali aku menghubunginya,handphonenya malah jadi tidak aktif.
Malam ini,malam pergantian tahun,sesekali kulihat jam di lengan kiri ku,jam menunjukan pukul 5 sore,hatiku semakin tidak karuan, perasaanku semakin berkecamuk dalam hatiku,di satu sisi aku marah pada Farah karena dia lebih memilih Aldo dibandingkan sahabatnya sendiri, di sisi lain aku harus menyelamatkan Farah dari laki-laki semacam Aldo. Farah itu cewe labil,dia sangat mudah terpengaruh oleh orang lain. Dan bisa-bisa dia menuruti semua keinginan Aldo.
                Tiba-tiba handphoneku bergetar,kebetulan hp ku di silent. Ku lihat ada 3 misscalled dari Kiko,
                “Ada apa Ko??” aku menelpon balik Kiko.
                “Ga,,gua mo nanya aja..ehmm..lu ga ngerayain tahun baruan ama Farah?? Barusan gua liat di twitternya katanya dia mo ke Puncak!! Lu ama dia kan??”
                “HAH..PUNCAK????”
                “Loh kok lu terkejut gitu,mang ada apa sih Mimi a.k.a Milane??”
                “Ehmmmmm...thank u buat informasinya,,ntar setelah lu pulang dari Bali gua ceritain okey...!!”
                “Hey..Hey..bentar..bentar !” kumatikan seketika dan yang terdengar hanya,”tut,,tut,,tut,”
                Aku benar-benar harus pergi sekarang ke puncak. Tempat dulu hampir menjadi kesakitanku, aku tak akan biarkan Aldo menyia-nyiakan Farah malam ini.
                Jalanan benar-benar tidak mendukung upaya aku ini, sungguh macet panjang. Ku lihat kembali jam di lenganku. Jam sudah menunjukan pukul 9 malam, tapi aku masih terjebak di antara kendaraan-kendaraan ini.
Ku coba menghubungi kembali Farah,namun tak aktif. Ku coba kembali sms Farah, dengan harapan dia mau mendengarkan aku. Ku jelaskan semua tentang Aldo lewat sms, walau mungkin aku harus menerima kenyataan, kalo Farah dan teman-temanku yang lain akan mengetahui rahasiaku tentang Aldo.
Fikiranku semakin tak karuan,semua orang sepertinya tumpah ruah di jalanan Puncak Bogor ini. Jalanan ini masih panjang jika ku tempuh dengan jalan kaki. Ah tak apalah..
Ku susuri jalan ini dengan langkahku yang semakin renta karena kelelahan dan dinginnya malam di Puncak ini. Aku menangis,aku semakin merasa tak karuan di jalan ini,aku merasa gagal di malam ini. Sesekali aku menepi,lalu kembali ku susuri jalan ini.
                “DduarrRRRRRrrrr.....” bunyi kembang api dan mercon itu melesat ke angkasa,,indahnya malam ini,semua orang bersorak gembira menyambut tahun 2013 ini, warnanya luar biasa indah. Pertanda malam ini bukan malam di bulan Desember melainkan dini hari di tahun yang baru.
Aku lemas,lututku menepi pada aspal hitam ini, aku gagal, aku menyesal, aku pun menangis tak henti di antara kebahagiaan orang-orang di jalanan.
                “Neng..neng..kenapa neng menangis??” tanya seorang bapak di sana.
Kebetulan bapak itu menggunakan motor,akhirnya aku pun berlutut di hadapan bapak itu dan meminta tolong agar dia mau mengantarkan ke ujung jalan ini, tepat villa milik Aldo. Kujelaskan semua kronologisku pada bapak itu dengan nada memelas.
Karena kasihan melihat aku, akhirnya Bapak itu mengantarkanku ke villa Aldo itu.
Tanpa menunggu lama, aku langsung turun dari boncengan bapak tadi,sesegera mungkin mengetuk pintu itu keras.
“FARAH..FARAH..ALDO..BUKA PINTUNYA!!!!!!” Namun pintu itu pun tak di bukanya. Aku terus mengetuk pintu itu sambil menangis.
Ternyata Bapak tadi itu pun belum pergi dari villa seusai mengantarkanku kesini.
                “Neng..biar bapak bantu dobrakk yah???”
                “Iya..iya.. Pak..makasih..!!”
                “GUBRAAAKKKK!!” Pintu itu pun berhasil di dobrak berkat bantuan bapak berkumis itu.
 Ku buka setiap pintu di ruangan itu,tapi tak kutemukan pula Farah..hingga ada satu kamar yang masih terkunci di bagian belakang dekat kolam renang. Bapak itu membantu kembali aku untuk membuka pintunya.hingga terbukalah.
                Namun naas bagiku, aku benar-benar sudah terlambat saat datang. Di sudut kiri tempat tidur, Farah menangis tanpa mengenakan sehelai pakaian satu pun dengan tangisannya tanpa henti.
Aldo pun terkejut saat aku masuk kamar itu, Aldo dengan tubuh yang masih penuh keringat, berusaha keluar kamar dan berusaha lari. Tanpa memperhatikan Farah yang meringis kesakitan, aku langsung mengejar Aldo dan berusaha memberi pelajaran dengan memukul dia,menggampar dia!!!” kami berdua beradu mulut saat itu.
                “BERENGSEK KAU ALDO !!!!! LU UDAH BUNUH MASA DEPAN SAHABAT GUA??”
                “Loh kenapa,kita sama-sama suka kan?! Kenapa jadi lu yang marah,,oh gua tau lu sirik ama sahabat lu sendiri gara-gara lu belum sempat tidur ama gua??”
                “Kurang ajar lu!!!”
                “Stop..stop neng kita bawa dia ke kantor polisi aja,,biar dia mempertanggungjawabkan perbuatannya.
                Akhirnya Aldo pun di bawa oleh Bapak tadi ke kantor polisi setempat, walau pada awalnya dia enggan pergi namun akhirnya dia bisa di ringkus. Aku pun kembali ke kamar dimana Farah menangis dalam kesakitannya.
Hanya berbalut selimut,dia menangis dalam penyesalannya. Aku pun menangis, hatiku sakit melihat Farah hancur seperti ini. Ku peluk erat dia,ku bantu dia memakai pakaiannya kembali.
                “A...a...ku menyesal Mimi.. aku menyesal!!!” sambil memukul mukul dirinya sendiri.
                “Udah..udah.. nasi udah jadi bubur Far.. aku minta maaf ,aku telat!” kami pun berpelukan kembali.
                “Ngga..aku yang salah karena aku ga dengerin kamu Mi..”
“Udah tangisan kamu ini ga berhak keluar dari mata kamu, aku,Meyla,Kiko akan selalu ada buat kamu!” sambil mengusap air mata Farah.

***



                Seminggu sudah dari kejadian mengenaskan itu, Kiko dan Meyla pun pulang, kami kembali berkumpul di Kostan ku. Saat itu Meyla dan Kiko masih belum tau kejadian yang sebenarnya.
                “Hai..hai..gua punya oleh-oleh buat kalian bertiga!!!” kata Meyla.
                “Gua juga punya kok..nih loh oleh-oleh dari Bali...” tambah Kiko.
“Loh kok kalian berdua diem??? Kalian marah ya gara-gara kita ninggalin kalian sendirian di Bandung??” tanya Meyla.
                “Oh..ga kok.. kita...cuman “ jawabku tergesa-gesa.
                ”Ada hal yang pengen aku kasih tau kekalian..!!!” potong Farah
                “Jangan..!!!! “ potongku sambil menggeleng-gelengkan kepalaku.
                ”Ada apa kalian ini???? Kalian main rahasia-rahasiaan ya??” tegas Kiko.
                AKHIRNYA...
                Farah menjelaskan semua hal yang terjadi selama tahun baru itu,perjalanan selama 10 jam itu. Aku tertegun dan menangis. Farah pun menceritakan semuanya dengan nada penyesalan disertai tangisan.
                “APAAA? Lu gila  Farah !!!!” marah Kiko dan Meyla.
“Udah udah kita ga bisa ngejudge Farah salah.kita ga bisa menghakimi dia juga,,karena dia juga korban!!!”
                “Maafkan aku........”
Hingga pada akhirnya Kiko dan Meyla pun bisa menerima keadaan Farah, menerima penyesalan Farah atas semua kecerobohannya. Aldo pun kini berada di Polsek setempat Karena bukti-bukti adanya unsur kekerasan dan pemaksaan yang di lakukan Aldo malam itu. Dia pun akhirnya harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
                Kejadian ini pun dijadikan pelajaran berharga bagi kami, persahabatan tetap nomor satu, kekurangan satu hal saja membuat kami merasa pincang. Kami tidak akan membiarkan hal yang sama terjadi lagi diantara kami berempat. Walaupun tahun baru ini,awal yang kelam bagi persahabatan kami khususnya bagi Farah,tapi kami tetap bersatu.untuk hari yang cerah sepanjang tahun 2013 ini.
Aku mencintai kalian FARAH,MEYLA,DAN KIKO.

2 komentar:

Input dari kawan-kawan terbaikku