Sudah hampir setengah jam aku
menunggu Farah disini,di tempat biasa kami ngumpul bareng teman-teman yang
lainnya. Namun kini terasa sepi,Meyla dari tanggal 24 Desember kemarin sudah
terbang ke Aceh,menengok sebagian keluarga ayahnya yang masih tersisa setelah
peristiwa Tsunami 8 tahun silam sekaligus melepas tahun 2012 di sana. Beda lagi
dengan Kiko,dia jauh lebih beruntung, orang tuanya menghadiahinya liburan ke
Bali selama satu minggu. Dan yang tersisa hanya kami berdua yang selalu disibukan
dengan rutinitas sebagai pramuniaga di toko milik paman Farah.
Persahabatan
kami sudah berjalan dari kelas 2 SMP, dan ini kali pertama kami merayakan tahun
baru terpisah-pisah. Sedih memang namun mungkin kami berempat ini sudah cukup
dewasa, menentukan pilihan masing-masing termasuk dengan jalan yang kami tempuh
untuk menghabiskan liburan akhir tahun.
“Darrrrr!!!!!”
“Astagfirulloh !!!” aku kaget
bukan kepalang.
“Ah..elu Far..kebiasaan deh !”
“Sorry..sorry .. gua barusan
telat..”
“kebiasaan lu kale..TELATTTT..!!!”
“Ya ilah,,gua kan dah minta maaf,plizzz maafin yah????” merengek-rengek
sambil memegang tanganku.
Kebiasaan Farah dari dulu tidak pernah
berubah, selalu telat dan yang jadi korban selalu aku,entah apa yang dia
sembunyikan. Apalagi sekarang alasan-alasan yang dia berikan selalu tidak
pernah masuk akal.
“Ya,,udahlah..gua maafin lo..!!”
“Mang,lo kemana barusan??? Lo tahu kan,temen-temen kita ga ada di di
sini,dan kita cuma berdua buat ngerayain tahun baru nanti.. lu ga sadar 10 jam
lagi loh..!!”
“Waduuuhh ampe segitunya lo
ngitung waktu..” dengn muka keheranan.
“Yah engga sih, gua cuma ga mau moment seperti ini gua habisin sendirian,lo
tau kan keluarga gua jauh,dan yang gua anggap sebagai keluarga pengganti itu
kalian,termasuk lu Far..”
“Uh..cup..cup.. sorry deh”
sambil memeluk aku erat.
Tiba-tiba handphone Farah
berbunyi..
“Siapa Far..???”
“Hah..oh..ngga kok,,ehmm cuma suara BBM dari......dari Meyla..yah dari
Meyla” jawabnya dengan muka pucat.
“Meyla? Apa katanya? Coba gua liat...” aku pun berusaha mengambil handphone
yang di pegang oleh Farah.
“Ehmm... di..dia...cuma nanyain
kabar kita aja,,udah kok udah gua bales barusan..” sanggahannya
“Lo kenapa sih Far..?? kayak buronan aja,,muka lo kayak ketakutan banget
kalo gua liat isi BBM Meyla..”
“GA KOK!! Btw gua laper neh
Mi,,makan baso Mas Sugeng yuk!!” ajak Farah.
Aku pun menerima ajakan Farah
untuk sekedar makan baso di depan kostanku. Sepanjang kami makan baso
pun,pikiran Farah seperti terbelah dua,sesekali kulihat dia sibuk dengan handphonenya,
senyam senyum sendirian tanpa memperhatikan basonya yang mulai merekah dingin.
Hingga satu mangkuk baso ku habiskan pun, dia masih asyik dengan hpnya.
“Busyet dahhh lu,,makan
dulu,,tuh baso dingin!!!”
“Loh kok lu jadi ngatur gua sih
Mi??? Gua lagi asyik gini..diganggu arghh..” emosi Farah naik.
“Loh kok elu jadi nyolot,,?? Gua ga ngatur lu,,dan kenapa lu jadi gini
Far...perasaan sebelum Meyla dan Kiko pergi,lu ga kayak gini ! Lu aneh sekarang
Far..”
“Maksud lu gua berubah gitu??? Gua Cuma pengen hidup gua lebih
berwarna,,udah deh gua lagi males berantem,,gua cabut dulu ah..” beranjak dari
kursi tempat baso Mas Sugeng.
“Far..Far.. tunggu!!!” aku
berusaha menahan Farah pergi.
“Apalagi Mimiku sayang,,udah ya
gua pergi aja,,gua males berantem..”jawab Farah.
“Siapa yang ngajakin lu berantem
kale? Ki..kita kan bisa omongin baek-baek..”
“Biarin gua sendiri dulu
ok,,daaaann.. o..ya jangan berharap nanti malam kita hangout bareng ya..”
“Loh kenapa Far??? Jawabku
keheranan.
“Gua udah ada janji ama orang.”
“Tapi kan..kita udah komit buat
jalan nanti malem Far??”
“Lupain..gua cabut ya..”
“Ta..ta..piii Far..”
Farah pun pergi seketika. Dia
berjalan ke seberang jalan dan segera naik bus yang melaju pelan ke arahnya.
Aku
kembali berfikir,akan ucapanku tadi,aku berfikir apakah pertanyaan aku ini
membuat Farah jadi marahkah,hingga dia berlaku seperti itu. Ketertutupan Farah
ini semakin aku penasaran,kami berempat sudah lama menjalin persahabatan bahkan
kami sangat mengenal sifat masing-masing. Tapi tidak dengan yang terjadi kini
padahal persahabatan yang sudah kami bina selama hampir 7 tahun lamanya
terkikis oleh hal kecil.
***
Aku
cuma tidak ingin Meyla dan Kiko tau,karena bisa bisa mereka marah besar karena
sikap Farah yang seperti ini. Aku juga tidak ingin persahabatan ini hancur,aku
pun segera menyusul Farah dengan menggunakan angkot.
Farah ternyata tidak pulang ke
rumah,dia malah pergi ke sebuah Mall letaknya tidak terlalu jauh dari Toko baju
milik Paman Farah.
Aku seperti
seorang mata-mata yang membuntuti korbannya, itu pula yang aku lakukan pada
Farah. Tiba-tiba yang kulihat...
Dia bersama seorang laki-laki yang wajahnya cukup familiar,mungkin karena
dari kejauhan aku tidak bisa melihat persis wajah laki-laki yang bersama dia.
Aku pun mendekati Farah lebih dekat lagi,dan ternyata, “Aldo????”
Tanpa menunggu
lama,aku mendekati Farah,dan menyeret Farah dari pandangan laki-laki itu.
“Kita pulang
Far..!!!”
“Apaan sih lu??
Dari tadi lu ngebuntuntutin gua??? Gila yah lu dah ga asik lagi!!”
“Hey..hey apa-apaan ini ??? lo ga
berhak ajak-ajak Farah pergi,DIA PACAR GUA!!!!” Aldo memotong pembicaraan kami
berdua.
“Mimi lu ga usah kepo deh,,gua
berhak donk punya cowo,,emangnya elu, yang selalu sentimen ama tiap cowo!” tegas Farah.
“Eits..eits udah..udah.. ngapain
kita urusin dia,cuma buang-buang waktu doank..lebih baik kita pergi Far..”
sambil melepas genggaman tangan Farah dari tanganku.
Seketika pula
Farah pergi dengan Aldo, tanpa mementingkan aku yang di tinggal sendirian di
tengah-tengah keramaian.
Aku masih belum percaya dengan tindakan Farah yang berubah drastis akibat
laki-laki seperti Aldo, namun bukan itu alasan utama yang buat aku heran.
Melainkan laki-laki yang bersama Farah itu adalah Aldo. Dia orang yang hampir
membuat aku kehilangan keperawananku 3 tahun silam.
Kejadian itu bermula ketika acara perpisahan SMP dulu, aku mengenalnya dari
Riki teman sekelasku. Dan hubungan kai
berlanjut sampai aku memakai seragam putih abu-abu. Saat itu hubungan kami
memang backstreet, supaya teman-temanku ga merasa di langkahi karena mereka
saat itu masih menjomblo. Valentine..
yah Valentine aku ingat betul kejadian itu, sosoknya yang kece badai membuat
aku kelepek-kelepek dulu. Modusnya dulu dia mengajak aku merayakan hari
valentine di villa nya di Puncak, Bogor, aku pun menuruti ajakannya dia,hampir
naas bagiku, perasaanku sudah tidak enak saat itu,sesekali dia mencium
tanganku,mengecup bibirku hingga dia membisikan kata yang buat aku,merasa tidak
percaya akan sosok laki-laki. “will u making love with me!!!!”
Damn !!! saat itu pula aku langsung beranjak dari sofa putih tempat kami
berdua, “PLAAAAAKKKKK!!’ Ku tampar pipi Aldo saat itu juga. Tanpa berfikir
panjang,di saat itu pula aku putuskan dia,awalnya dia menahanku,memaksaku
mengikuti nafsunya. Untung saja penjaga villa di sana mendengar jeritan aku di
dalam villa. Mang Udin namanya,dia yang menyelamatkan aku dari nafsu birahi
Aldo.
***
Itu
pula yang tidak akan aku biarkan terjadi pada Farah,sahabatku. Aldo itu PK, aku
ga akan biarkan dia merenggut hidupnya Farah.
Aku berusaha mencari Farah di
keramaian Mall,,tapi tak kudapati,ku coba menelponnya tapi tak di jawabnya.
Bahkan karena berkali-kali aku menghubunginya,handphonenya malah jadi tidak
aktif.
Malam ini,malam pergantian
tahun,sesekali kulihat jam di lengan kiri ku,jam menunjukan pukul 5 sore,hatiku
semakin tidak karuan, perasaanku semakin berkecamuk dalam hatiku,di satu sisi
aku marah pada Farah karena dia lebih memilih Aldo dibandingkan sahabatnya
sendiri, di sisi lain aku harus menyelamatkan Farah dari laki-laki semacam
Aldo. Farah itu cewe labil,dia sangat mudah terpengaruh oleh orang lain. Dan
bisa-bisa dia menuruti semua keinginan Aldo.
Tiba-tiba
handphoneku bergetar,kebetulan hp ku di silent. Ku lihat ada 3 misscalled dari
Kiko,
“Ada
apa Ko??” aku menelpon balik Kiko.
“Ga,,gua
mo nanya aja..ehmm..lu ga ngerayain tahun baruan ama Farah?? Barusan gua liat
di twitternya katanya dia mo ke Puncak!! Lu ama dia kan??”
“HAH..PUNCAK????”
“Loh
kok lu terkejut gitu,mang ada apa sih Mimi a.k.a Milane??”
“Ehmmmmm...thank
u buat informasinya,,ntar setelah lu pulang dari Bali gua ceritain okey...!!”
“Hey..Hey..bentar..bentar
!” kumatikan seketika dan yang terdengar hanya,”tut,,tut,,tut,”
Aku
benar-benar harus pergi sekarang ke puncak. Tempat dulu hampir menjadi
kesakitanku, aku tak akan biarkan Aldo menyia-nyiakan Farah malam ini.
Jalanan
benar-benar tidak mendukung upaya aku ini, sungguh macet panjang. Ku lihat
kembali jam di lenganku. Jam sudah menunjukan pukul 9 malam, tapi aku masih
terjebak di antara kendaraan-kendaraan ini.
Ku coba menghubungi kembali
Farah,namun tak aktif. Ku coba kembali sms Farah, dengan harapan dia mau
mendengarkan aku. Ku jelaskan semua tentang Aldo lewat sms, walau mungkin aku
harus menerima kenyataan, kalo Farah dan teman-temanku yang lain akan
mengetahui rahasiaku tentang Aldo.
Fikiranku semakin tak karuan,semua
orang sepertinya tumpah ruah di jalanan Puncak Bogor ini. Jalanan ini masih
panjang jika ku tempuh dengan jalan kaki. Ah tak apalah..
Ku susuri jalan ini dengan
langkahku yang semakin renta karena kelelahan dan dinginnya malam di Puncak
ini. Aku menangis,aku semakin merasa tak karuan di jalan ini,aku merasa gagal
di malam ini. Sesekali aku menepi,lalu kembali ku susuri jalan ini.
“DduarrRRRRRrrrr.....”
bunyi kembang api dan mercon itu melesat ke angkasa,,indahnya malam ini,semua
orang bersorak gembira menyambut tahun 2013 ini, warnanya luar biasa indah.
Pertanda malam ini bukan malam di bulan Desember melainkan dini hari di tahun
yang baru.
Aku lemas,lututku menepi pada
aspal hitam ini, aku gagal, aku menyesal, aku pun menangis tak henti di antara
kebahagiaan orang-orang di jalanan.
“Neng..neng..kenapa
neng menangis??” tanya seorang bapak di sana.
Kebetulan bapak itu menggunakan
motor,akhirnya aku pun berlutut di hadapan bapak itu dan meminta tolong agar
dia mau mengantarkan ke ujung jalan ini, tepat villa milik Aldo. Kujelaskan
semua kronologisku pada bapak itu dengan nada memelas.
Karena kasihan melihat aku,
akhirnya Bapak itu mengantarkanku ke villa Aldo itu.
Tanpa menunggu lama, aku langsung turun
dari boncengan bapak tadi,sesegera mungkin mengetuk pintu itu keras.
“FARAH..FARAH..ALDO..BUKA
PINTUNYA!!!!!!” Namun pintu itu pun tak di bukanya. Aku terus mengetuk pintu
itu sambil menangis.
Ternyata Bapak tadi itu pun belum
pergi dari villa seusai mengantarkanku kesini.
“Neng..biar
bapak bantu dobrakk yah???”
“Iya..iya..
Pak..makasih..!!”
“GUBRAAAKKKK!!”
Pintu itu pun berhasil di dobrak berkat bantuan bapak berkumis itu.
Ku buka setiap pintu di ruangan itu,tapi tak
kutemukan pula Farah..hingga ada satu kamar yang masih terkunci di bagian
belakang dekat kolam renang. Bapak itu membantu kembali aku untuk membuka
pintunya.hingga terbukalah.
Namun
naas bagiku, aku benar-benar sudah terlambat saat datang. Di sudut kiri tempat
tidur, Farah menangis tanpa mengenakan sehelai pakaian satu pun dengan
tangisannya tanpa henti.
Aldo pun terkejut saat aku masuk
kamar itu, Aldo dengan tubuh yang masih penuh keringat, berusaha keluar kamar
dan berusaha lari. Tanpa memperhatikan Farah yang meringis kesakitan, aku
langsung mengejar Aldo dan berusaha memberi pelajaran dengan memukul
dia,menggampar dia!!!” kami berdua beradu mulut saat itu.
“BERENGSEK
KAU ALDO !!!!! LU UDAH BUNUH MASA DEPAN SAHABAT GUA??”
“Loh
kenapa,kita sama-sama suka kan?! Kenapa jadi lu yang marah,,oh gua tau lu sirik
ama sahabat lu sendiri gara-gara lu belum sempat tidur ama gua??”
“Kurang
ajar lu!!!”
“Stop..stop
neng kita bawa dia ke kantor polisi aja,,biar dia mempertanggungjawabkan
perbuatannya.
Akhirnya
Aldo pun di bawa oleh Bapak tadi ke kantor polisi setempat, walau pada awalnya
dia enggan pergi namun akhirnya dia bisa di ringkus. Aku pun kembali ke kamar
dimana Farah menangis dalam kesakitannya.
Hanya berbalut selimut,dia
menangis dalam penyesalannya. Aku pun menangis, hatiku sakit melihat Farah
hancur seperti ini. Ku peluk erat dia,ku bantu dia memakai pakaiannya kembali.
“A...a...ku
menyesal Mimi.. aku menyesal!!!” sambil memukul mukul dirinya sendiri.
“Udah..udah..
nasi udah jadi bubur Far.. aku minta maaf ,aku telat!” kami pun berpelukan
kembali.
“Ngga..aku
yang salah karena aku ga dengerin kamu Mi..”
“Udah
tangisan kamu ini ga berhak keluar dari mata kamu, aku,Meyla,Kiko akan selalu
ada buat kamu!” sambil mengusap air mata Farah.
***
Seminggu
sudah dari kejadian mengenaskan itu, Kiko dan Meyla pun pulang, kami kembali
berkumpul di Kostan ku. Saat itu Meyla dan Kiko masih belum tau kejadian yang
sebenarnya.
“Hai..hai..gua
punya oleh-oleh buat kalian bertiga!!!” kata Meyla.
“Gua
juga punya kok..nih loh oleh-oleh dari Bali...” tambah Kiko.
“Loh
kok kalian berdua diem??? Kalian marah ya gara-gara kita ninggalin kalian
sendirian di Bandung??” tanya Meyla.
“Oh..ga
kok.. kita...cuman “ jawabku tergesa-gesa.
”Ada
hal yang pengen aku kasih tau kekalian..!!!” potong Farah
“Jangan..!!!!
“ potongku sambil menggeleng-gelengkan kepalaku.
”Ada
apa kalian ini???? Kalian main rahasia-rahasiaan ya??” tegas Kiko.
AKHIRNYA...
Farah
menjelaskan semua hal yang terjadi selama tahun baru itu,perjalanan selama 10
jam itu. Aku tertegun dan menangis. Farah pun menceritakan semuanya dengan nada
penyesalan disertai tangisan.
“APAAA?
Lu gila Farah !!!!” marah Kiko dan
Meyla.
“Udah
udah kita ga bisa ngejudge Farah salah.kita ga bisa menghakimi dia juga,,karena
dia juga korban!!!”
“Maafkan
aku........”
Hingga pada akhirnya Kiko dan
Meyla pun bisa menerima keadaan Farah, menerima penyesalan Farah atas semua
kecerobohannya. Aldo pun kini berada di Polsek setempat Karena bukti-bukti
adanya unsur kekerasan dan pemaksaan yang di lakukan Aldo malam itu. Dia pun
akhirnya harus mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Kejadian
ini pun dijadikan pelajaran berharga bagi kami, persahabatan tetap nomor satu,
kekurangan satu hal saja membuat kami merasa pincang. Kami tidak akan
membiarkan hal yang sama terjadi lagi diantara kami berempat. Walaupun tahun
baru ini,awal yang kelam bagi persahabatan kami khususnya bagi Farah,tapi kami
tetap bersatu.untuk hari yang cerah sepanjang tahun 2013 ini.
Aku mencintai kalian FARAH,MEYLA,DAN
KIKO.
ka' sy baru baca separo, jadi blm bisa ngoment apa",, heheh :D
BalasHapusora opo-opo..hehe
BalasHapus