Sabtu, 20 Oktober 2012

Mimpi Andra dalam Doa


        Untuk kesekian kalinya Andra menangis dalam kesendirian. Termenung meratapi kesedihannya,mungkin karena di usia yang kini menginjak umur 29 tahun ini dia masih melajang. Sebetulnya usia tersebut masih bisa di katakan belum terlalu tua tapi tidak untuk keluarga besarnya. Tidak sedikit keluarganya menanyakan,”kapan kamu nikah?!”
Tak ada yang mengetahui perasaan terdalam Andra,orang terdekatnya hanya bisa menghakimi semua isi tolakan dia terhadap semua pria yang pernah dekat dengannya. Hanya kepada sang khaliklah dia mencurahkan semua kepenatan hidupnya.
                Semua itu berawal ketika Andra genap berusia 20 tahun, dulu dia pernah menjalin hubungan dengan kakak kelasnya yang dikenal sejak SMA kelas 2, hubungan mereka cukup lama sampai akhirnya Edo pria yang telah mengisi hari-harinya selama hampir 3 tahun itu mengajak Andra menikah di usia muda. Namun naas bagi Edo,ajakan Edo tersebut ditolaknya. Dia percaya akan keyakinannya terhadap doa yang selalu ia panjatkan di setiap sholat istikharahnya.
“Andra,aku mencintaimu...sekian lama kita menjalani hubungan ini,apakah kamu tak bisa percaya atas kesungguhanku???”
“Aku sadar..aku Cuma tak ingin gagal.. Jika Tuhan berkehendak maka akan aku jalani! Maafkan aku Edo...” Andra sambil menangis tersedu-sedu.
Pada saat Edo meminta Andra untuk menikah dengannya, Andra memang tidak langsung menolak semua ajakannya Edo. Sehari sebelum dia datang ke rumah Andra pun, Andra masih dalam posisi dilema akan masa depannya nanti. Akhirnya dia putuskan untuk mengambil wudhu dan bergegas melaksanakan sholat istikharah dengan harapan Tuhan bisa melancarkan semua maksud dan tujuan hidupnya nanti. Harapnya jika Tuhan berkehendak Edo adalah pria yang menemaninya sampai akhir hayat maka berikan petunjuk itu padanya.
Kemudian sajadah itu ia gelarkan menuju arah kiblat,di kamar yang berukuran 3 x 4 m itu. Dengan khusyuk dalam hatinya dia menyebut asma Alloh, keningnya kemudian bersandar dalam sujud penuh harap. Sampai air mata nya jatuh tak tertahankan dalam sajadah panjang itu.
“Tuhan beri aku naungan cinta hakiki dari mu..
Tuhan kau tau maksud pinta pinangannya..
Beri aku petunjuk dalam setiap hasratku..”
Malam itu begitu sunyi, seusai shalat itu pun dia kembali menyelimuti tubuhnya dalam dinginnya udara malam itu. Dia bergegas untuk tidur dan berharap Tuhan memberi petunjuk dalam mimpinya. Dia tenggelam dalam mimpi yang begitu dalam,begitu abstrak. Tak ada tersirat wajah Edo dalam mimpinya. Tak lama dia kembali terbangun,
“Astagfirulloh.. !!! Siapa laki-laki itu??? Mana Edo? Mana bayangannya Tuhan!!??” keringatnya bercucuran.
Di situlah dia menyadari kalau bukan Edo jodohnya. Keyakinan Andra begitu kuat atas semua petunjuk Tuhan melalui mimpinya. Edo pun kemudian meninggalkannya, namun bagi Andra kesedihan yang sesaat itu akan berganti menjadi kebahagiaan kelak.
***
                Tiba-tiba seseorang menepuk pundak Andra dengan halus, “ Andra ga baik melamun tengah hari gini,kakak punya kabar baik buat kamu..”
                “Eh.. Kak,,kabar apa?” seketika dia tersadar dari lamunannya.
                “Kakak mau ngenalin kamu ke seseorang,kakak berharap sih kamu suka ya..”
                “Siapa? Temennya temen kakak di kantor..dia sekarang ada di luar”
                “Hah..kakak bercanda kan?! Kok ga ngasih tau aku dulu??”
                “Ya..namanya juga kejutan,,masa dikasih tahu dulu sih..!!”
                Akhirnya Andra pun bergegas keluar dan berusaha menuruti keinginan kakaknya. Rambut panjangnya yang terurai kemudian dia ikat dengan ikatan seadanya tanpa berusaha tampil sempurna di hadapan pria misterius itu. Tak ada lipstik bahkan parfum yang dia gunakan terlebih dahulu.
Terlihat pria misterius itu berdiri tegak di luar rumah menggunakan kemeja berwarna biru lengkap dengan bunga yang di pegangnya di tangan kanan. Sesekali pria itu melihat jam yang berada di lengan kirinya.
                “Tantra.... Ini loh yang mau aku kenalin ke kamu,adik kesayanganku..” panggil Kak Echa.
                Pria itu kemudian berbalik badan dan terlihat, wajahnya hitam manis, rambutnya tersisir rapi. Andra pun menyambut baik senyuman pria itu.
                “Hai.. Andra yah? Aku Tantra...senang bertemu denganmu..”
                “Yah.. a..ku juga.. oh ya yuk masuk dulu..!!”
                “Oh..ga usah..ga usah.. tadinya aku mau ngajak kamu jalan,gimana? O ya ni bunga buat kamu..”
                Andra pun menerima bunga itu dan menyambut ajakan Tantra untuk sekedar jalan-jalan di hari Sabtu. Motor matic itu yang ada di halaman rumah itu pun bersiap mengantar Andra dan Tantra pergi jalan-jalan.
                Hari itu juga ternyata jalanan amat sangat macet sesekali motor yang di kemudikan Tantra mendadak berhenti karena antrian kendaraan yang begitu padat.
                “Ah bangsat!!! Pake macet segala lagi!!” marah Tantra.
                “Kamu kenapa??? Kok marah-marah..”
                “Oh..ga kok..agak emosi aja,hehe..Kamu sendiri kenapa kok ngeliatin kearah kiri mulu sih??”
”Ga kok..rumah itu bagus yah..” sambil menunjuk kearah samping kiri, karena kebetulan rumah bak istana itu jelas terlihat menghadap ke arah jalan raya.
“Oh..iya...Kamu mau ya..?”
Andra pun hanya tersenyum malu.
“Jika kita nikah nanti,aku janji bakal ngasih rumah seperti itu buat kamu..”
Andra pun hanya mengaimini niatan Tantra itu.
Restoran ini menjadi tempat yang dituju oleh Andra dan Tantra tadi,sekian lama perjalanan menempuh jalanan yang macet akhirnya mereka berdua sampai lalu duduk di meja paling depan, meja yang dilengkapi lilin kecil di tengah nya plus dengan alunan gitar akustik yang di mainkan pemain band di stage. Tak lupa mereka berdua memesan makanan sederhana dengan jus orange yang di pesan keduanya.
Tiba-tiba Tantra memegang tangan Andra dengan halus,
“Andra,mungkin ini terlalu cepat untuk kamu,,tapi kita sama-sama sudah dewasa..dan mungkin ini awal pertemuan pertama kita berdua. Tapi jujur aku jatuh cinta saat pertama kita bertemu tadi, kamu mau ga jadi pendamping aku nanti??”
Andra pun kaget, pernyataan Tantra ini sungguh sangat mendadak bayangkan saja baru awal bertemu saja Tantra langsung menyatakan cinta.
“Jujur aku bingung Tan.. apalagi saat kamu bilang kamu mau serius dengan aku!!”
“Iya aku sadar,,tapi dengan usia kita yang sama-sama sudah dewasa,aku fikir bukan saatnya kita main-main. Jujur jika kamu mau jarak 6 bulan kedepan kita menikah,gimana???”
“Ehmm....tapi apa ini tidak terburu-buru”
“Ayolah Andra..” paksa Tantra.
“Baiklah..tapi aku juga ingin menjalani hubungan ini secara mengalir dulu..supaya kita bisa saling memahami satu sama lain..”
“Yah.. baiklah..jadi mulai sekarang kita resmi pacaran kan?!”
Andra pun tersenyum penuh bahagia,kesedihan yang dialami Andra sebelumnya seketika sirna.
***

4 bulan sudah hubungan Andra dan Tantra berjalan mulus, mereka saling melengkapi. Kedua belah pihak keluarga pun sudah saling mengetahui. Bahkan pertemuan keluarga kedua belah pihak pun akan di laksanakan dalam waktu dekat. Andra pun seperti nya sudah sangat siap dengan masa depannya dengan Tantra.
Hari itu pun tiba,tak menunggu lama hubungan mereka sampai 6 bulan lamanya,Tantra pun kembali datang kerumah beserta keluarganya untuk melamar sang pujaan hatinya yaitu Andra.
Keluarga Andra pun menyambut baik lamaran Tantra,bahkan mereka berdua pun sudah mempersiapkan hari yang baik untuk pernikahannya nanti. Segala urusan pernikahan mulai dari undangan,gedung pernikahan,cathering di persiapkan keduanya dengan matang. Beruntung segala urusan biaya itu semua di tanggung keluarga Tantra.
Senyum bahagia pun terpancar dari wajah Andra,setelah penantian lama akhirnya dia menyadari bahwa sebentar lagi dia akan memulai bahtera rumah tangga dengan Tantra.
                Seusai acara lamaran itu selesai dan keluarga Tantra pun kembali pulang ke kediaman mereka. Andra pun masuk kembali kekamarnya. Tak berusaha membantu Ibu dan kakaknya membereskan rumah yang cukup berantakan seusai acara lamaran itu selesai.
Duduk di kursi santai yang berada tepat di samping kasur busanya. Kembali berfikir dan merenung, tiba-tiba fikirannya kembali bercampur aduk,dia seperti gelisah tak karuan. Kembali dalam posisi kebingungan.
                Ya Tuhan, apa yang terjadi denganku ini...
                Apa yang berkecamuk dalam hatiku ini sebenarnya..
                Mengapa perasaan ini muncul kembali..
                Mengapa aku kembali ragu Tuhan..

Saat itu adalah waktu sholat isya,dia beranjak dari kursi santainya bergegas mengambil wudhu kembali. Di basuh semua bagian tubuh yang menjadi rukun wudhu,termasuk wajah nya yang begitu putih berseri. Di gelarkan kembali sajadhah panjang berwarna coklat itu dengan tenunan gambar ka’bah bagian paling atas yang langsung mengenai keningnya ketika sujud. Dia kembali meminta petunjuk atas segala kebingungannya. Dalam hatinya terucap asma Alloh yang tak henti ia panjatkan.
                Kembali Tuhan seperti meniupkan bayangan seseorang dalam matanya,namun bukan Tantra,wajahnya samar-samar. Andra kembali merasakan dilema yang berkecamuk, hatinya semakin bercampur aduk.
“Tuhan apa rencanamu? Siapa dia sebenarnya? Apa kejadian 9 tahun lama kembali terjadi?” dalam doanya Andra memelas.
                Seusai solat isya pun kembali dia melaksanakan sholat istikharah untuk memantafkan hatinya,kembali dia memohon petunjuk,lagi dan lagi. Bayangan itu semakin jelas,bukan Tantra.
“Masyaalloh..apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus membatalkan pernikahanku??? Arrghh aku tak punya pilhan lain...”
Tanpa melepas mukena yang masih dia pakai dia langsung keluar kamar dan seolah mengabarkan kabar mengejutkan. Padahal ibu dan kakaknya pun masih sibuk membereskan ruang tamu yang berantakan.
                “Buuuu....!!! Aku ingin pernikahanku di batalkan!!!”
                Ibu dan kakaknya pun sejenak menghentikan pekerjaannya,mereka berdua kaget begitu mendengar pernyataan dari Andra.
                “Apa-apaan kamu???” marah Kak Echa.
                “Maafkan aku Kak,,Bu,, kalian berdua pasti marah mendengar pernyataanku ini.”
“Apa kamu tidak melihat,ruangan ini pun masih berantakan akibat acara lamaran tadi. Nah sekarang kamu kembali membuat pernyataan bodoh!! Jika ayahmu tahu,dia juga pasti akan sangat kecewa Dra!!!” tegas ibu.
Ayah Andra memang telah lama meninggal dunia sejak 7 tahun yang lalu dan memang harapan terbesarnya adalah melihat putri bungsunya ini menikah secepat mungkin.
“Maafkan aku bu...sekali lagi maafkan aku!! Aku harus pergi menemui Tantra sekarang juga.” melepas mukena nya dan bergegas pergi ke rumah Tantra.
Sesampainya di rumah Tantra, Andra langsung menceritakan semua kronologis penyebab Andra membatalkan semua rencana pernikahannya.
“Apa kamu bilang?? Kamu gilaaaaa,hah??” marah Tantra.
Bahkan semua keluarga nya pun yang duduk di ruang tamu ternyata ikut mendengarkan pernyataan Andra.
Semua keluarga Tantra pun terkejut ..
                “Kamu mau mempermalukan keluarga kami???” tanya ibu Tantra dengan nada marah.
                “Ga..bu.. maaf sebelumnya,,tapi sa..sa..ya.....”
                “Cukup Andra, kami akan ke rumah kamu besok dan minta pertanggungjawaban dari keluarga kamu!!!! Lebih baik kamu pulang sekarang” jawab ibu Tantra.
Semua orang yang ada di ruang tamu itu hanya terdiam,dan karena usiran ibu Tantra itu, Andra pun pulang dengan linangan air mata. Tantra pun yang saat itu masih marah dengan sikap sepihak Andra,hanya membiarkan dia pulang sendiri tanpa di antar sama sekali.
                Keesokan hari nya...
                Ternyata ucapan ibu Tantra memang benar,dia bersama suami dan Tantra pun kembali ke rumah Andra. Dengan nada marah dan bengis Tantra yang tanpa basa basi itu pun,mengabulkan permintaan Andra itu,tapi dengan syarat bahwa keluarga Andra mesti membayar ganti rugi biaya pernikahan yang sudah terlanjur di keluarkan oleh keluarga Tantra.
                “Saya sangat kecewa dengan Andra,tapi apa boleh buat jika Andra memang hanya ingin mempermainkan anak saya,lebih baik di batalkan saja! Tapi saya ingin semua biaya yang sudah kami keluarkan demi persiapan pernikahan ini harus di bayar di muka!!!!” jawab ibu Tantra.
Semua keluarga Andra pun terkejut apalagi biaya itu ternyata bukan jumlah yang sedikit,biaya itu hampir mencapai 85 Juta.
                “Tapi kami uang dari mana?” jawab Kak Echa memelas.
“Saya ga peduli itu semua,jujur saya kecewa Cha!! Andra ternyata hanya mempermainkan saya!!” balas Tantra marah.
                “Tapi Tan..aku ga bermaksud!!!!” tegas Andra.
“Baiklah jika itu pinta keluarga ibu,beri kami waktu dua hari untuk membayar itu semua. Dan saya berharap semua masalah ini selesai!” jawab ibu.
“Baiklah..saya beri waktu!! Pah..Tantra ayo kita pulang,makan ati mamah lama-lama disini!!!” Keluarga Andra seketika meninggalkan kediaman Andra.
Seusai kondisi di rumah tenang,ibu Andra hanya menangis di sofa ruang tamu itu.
“Puas kamu sekarang Ndra?? Puas ngeliat ibu nangis kayak gitu!! Dari mana coba kita dapetin uang segitu Ndra????” tanya Kak Echa.
                “Bu..maafin aku bu..aku cuma yakin dengan kata hati aku bu..aku mohon bu maafin aku”
“Sekarang terserah kamu saja,,mungkin deposito peninggalan ayah kamu cukup untuk membayar semuanya,jadi sekarang terserah kamu saja untuk kedepannya.” Ibu pun meninggalkan Andra seketika,di susul Kak Echa yang juga ikut meninggalkan Andra sendirian.
Air mata Andra tumpah mendengar pernyataan ibunya tadi,dia seperti kembali kehilangan raganya,hatinya berkecamuk lirih. Bahkan dia kembali teringat Almarhum ayahnya,apalagi ketika harta satu-satunya peninggalan ayah itu akhirnya di berikan kepada keluarga Tantra.

***

                Berbulan-bulan seperginya Tantra dari kehidupan Andra,masih belum ada pengisi lain yang mewarnai hari-hari Andra.
Tepat saat itu Idul Fitri,hari yang membahagiakan hati semua umat muslim di dunia. Pintu maaf Ibu dan Kak Echa pun kembali terbuka lebar bagi kekeliruan yang di buat Andra. Mereka kembali menyatu dalam ikatan tali keluarga,namun tidak bagi keluarga besarnya. Tante,Om dan sepupu-sepupunya masih dingin terhadap Andra. Bahkan Tantenya sendiri malah membisikan kata yang membuat hati Andra semakin sakit, “Mau sampai kapan jadi perawan tua Dra? Mau nunggu ibu kamu sampai lumutan hah??”
                Miris memang pernyataan salah satu Tante Andra itu,tanpa menunggu keluarga besarnya,dia memutuskan untuk pergi ziarah ke makam ayahnya sendiri. Kebiasaan yang biasa di lakukan keluarga besar Andra ketika hari raya Idul Fitri.
                Sesampainya di makam ayahnya itu,dia kembali menangis dalam kesendiriannya,menumpahkan semua kegetiran dalam hatinya. Air matanya menetes jatuh ke nisan ayahnya.
                “Ayah,,maafkan aku...aku lemah saat ini...aku ga bisa bangkit..
Tuhan engkau Maha pemberi cahaya bagi aku yang kegelapan..beri aku cahaya itu Tuhan..” sambil memeluk nisan ayahnya.
Tiba-tiba dalam langkah menyepi Andra berpapasan dengan pria asing yang juga ada di makam itu. Dia bersama keluarganya,ziarah ke makam nenek tercintanya.
Saat papasan itu pundak Andra bersentuhan dengan pria asing itu,wajah itu terlihat jelas. “Subhanalloh..pria ini” dalam beberapa langkah kemudian pria itu menoleh kembali ke arah Andra. Dalam pikiran Andra,”............mungkin hanya kebetulan saja..”
Di tempat berbeda,Raga nama laki-laki itu ternyata tidak menganggap hal biasa pertemuannya itu. Raga ternyata mencari tahu wanita yang dia lihat di pemakaman umum itu. Salahsatu keluarga Raga ternyata mengetahui wanita itu.
“Siapa yah..perempuan tadi???” pikir Raga.
“Kenapa loe..?”
“Ga kenapa napa kok,tadi gua liat cewe di sini,mukanya tuh kayak di mimpi gua!!”
“Ngarang loe ah..masa iya sih?! Dia tuh kerabatnya Bapak Bonar,bawahan gua di kantor!!” jawab sepupu Raga.
“Kok loe tau sih?”
“Ya lah..dulu katanya dia punya rencana mo nikah tapi gagal soalnya sifatnya kayak loe, dia percaya mimpi!!”
“Sungguh??? Berarti dia jodoh gua!! Gua mesti cari tahu dia” beranjak dari hadapan sepupunya itu.
“Wah,stress loe Ga!!!” sambil berteriak ke Raga yang saat itu langsung meninggalkan sepupunya itu.
Dalam penantiannya pun Raga tak kehilangan akal mencari tahu tentang Andra,semua itu juga di dukung oleh bantuan Viky sepupunya. Raga adalah seorang fotografer handal juga seorang dosen di Universitas Indonesia. Wajahnya tampan bak pangeran di kerajaan dongeng,tubuhnya atletis,kekar dan terlihat berwibawa. Usianya memang sudah cukup matang yakni 37 tahun. Namun pesonanya tetap terlihat muda.
                Hari itu pun tiba,hampir 3 minggu dia mencari keberadaan Andra akhirnya dia mendatangi rumah Andra. Berbekal tekad yang sungguh sungguh dan keyakinan akan setiap hal yang ia yakini, dia menarik nafas panjang dan mengetuk pintu rumah Andra.
“Huuuu..hh..belum ketemu aja kok gua udah gemeteran gini!!!??” sambil mengetuk pintu rumah Andra.
Beruntung bagi Raga,orang yang membukakan pintu itu ternyata Andra sendiri.
“Kamu..??? astagfirulloh lupakan” kembali dalam bayangannya pria yang ada di depan mata Andra.
“Hai..”
“Kamu mau ketemu siapa yah??”
“Kamu Andra kan?! Aku mau ketemu kamu!”
“Hah,saya??? Kamu  salah orang mungkin,saya ga kenal kamu!”
“Tunggu..tunggu..boleh aku masuk dulu dan aku jelasin semuanya.”
Dengan keheranan,Andra pun mempersilahkan Raga masuk.
“Baiklah kamu mau apa dari saya???” tanya Andra.
“Sa...sa..ya...ehmmm...!!!”
“Saya apa???”
“SAYA MAU MELAMAR KAMU ANDRA!!!”


“APA????? Jangan gila kamu,lebih baik kamu pulang saja...” berusaha mengusir Raga dari dalam rumah.
“Denger aku dulu...kamu masih inget kan sama aku???? Kita pernah ketemu dipemakaman umum untuk sama-sama Ziarah???”
“I...i..ya sih aku masih inget..tapi kan?!!”
“Baiklah aku jelasin........”
Akhirnya Raga pun menjelaskan semua hal yang terjadi dengan dia selama ini, mulai permohonan jodohnya kepada Tuhan,mimpi mimpi nya tentang Andra,sampai pertemuannya yang hingga akhirnya membawa langkah kakinya ke rumah Andra.
Andra hanya bisa terdiam mendengar semua yang terjadi pada Raga selama ini,bahkan akhirnya semua rahasia yang ia sembunyikan juga dari keluarga nya pun terbongkar. Ternyata jawaban Andra atas semua doa nya pun ternyata adalah Raga. Wajah yang selama ini membayang-bayangi pikirannya itu adalah Raga.
                “Andra,aku sadar ini sangat amat cepat..tapi kamu mesti percaya kalo aku juga tidak main-main dengan semua hal yang aku perjuangkan selama ini. Aku tak ubahnya seorang manusia biasa yang juga memelas kepada Tuhan. Aku meminta petunjuk itu lewat sholat istkharahku...dan itu kamu Andra!!”
                “saya sendiri masih bingung,,tapi jujur kamu pun jawaban dari semua rencana Tuhan untuk aku. Jika kamu tak keberatan beri aku waktu kembali,untuk memantafkan hatiku.”
Raga pun mempersilahkan Andra untuk berfikir dan memohon petunjuk kepada Ilahi,hingga akhirnya dia memutuskan untuk kembali kerumah Andra dalam waktu 3 hari ke depan.
                Malam itu dia kembali putuskan mengambil wudhu,menggelarkan sajadhahnya,dalam rakaat terakhirnya pun dia bersimpuh,memelas penuh harap.”Tuhan beri aku petunjuk atas semua yang terjadi hari ini....” seketika ia memejamkan matanya beberapa detik,di tarik nafasnya panjang lalu dihembuskan nya kembali.
Rencana Tuhan ternyata memang indah untuk umatnya,termasuk untuk Andra. Doa Andra seperti kilat yang langsung di sambar Tuhan,dalam pikirannya kembali tergambar wajah Raga dengan jelas,bahkan sangat jelas. Hingga akhirnya baru kali ini dia sudah sangat siap menikah,walau dengan laki-laki yang baru dia kenal tadi siang.
                Di hari ketiga pun Raga kembali menepati janjinya bahkan dia datang langsung bersama keluarga besarnya. Ibu dan Kak Echa yang belum mengetahui maksud dan tujuan kedatangan Raga itu sontak terkejut dan bertanya-tanya,”siapa orang asing ini?”
Namun setelah beberapa saat kemudian Andra pun menjelaskan semua nya kepada keluarga besarnya kususnya Ibu dan Kakak tercintanya.

“Andra,aku benar-benar sungguh sungguh dengan kedatanganku kesini,bahkan aku sengaja membawa keluarga ku untuk melamarmu saat ini juga. Lantas bagaimana dengan jawabanmu ? Apa kamu mau menerima lamaranku ini???”
“Iya..aku bersedia!”
“Sungguh??”
“Iya..jawabanku pun ternyata kamu Raga..”
“Alhamdulilah..terimakasih Tuhan...”
Akhirnya Andra pun resmi di pinang Raga seorang Fotografer handal sekaligus juga Dosen di Universitas ternama di Indonesia. Walaupun lamaran ini mendadak,dan bahkan keluarga besar Andra pun tak mengetahui dengan semua ini tapi akhirnya mereka semua bisa memahami dan mengakui keteguhan hati Andra terhadap Doa nya. Dia pun bisa membuktikan kepada semua orang yang telah menyakiti hatinya bahwa dia seorang perempuan yang memiliki cinta yang tulus.
Persiapan pernikahahan pun seperti berjalan dengan baik,semua biaya di tanggung oleh Raga. Bahkan rumah pun sudah di persiapkan untuk menyambut kedatangan calon istrinya nanti. Rumah yang pernah dia cita-citakan dahulu bersama mantan kekasihnya Tantra itu adalah milik Raga yang pada akhirnya di singgahi oleh Andra dan Raga setelah menikah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Input dari kawan-kawan terbaikku