Judgement for jilbab to agreement for hijab
Ketika terik matahari ini menyapa ubun-ubunku,
membuat aku merasakan gatal di sekitar kepalaku. Mungkin karena hampir 4 hari
ini aku belum keramas atau karena kerudung yang aku pakai akhir-akhir ini
sehingga membuat kepalaku kepanasan dan berminyak akhirnya menyebabkan ketombe
bersarang di balik rambutku.
Aku juga masih bingung dengan pilihanku ini, membuat aku semakin tak
mengerti dengan jalan hidup yang aku jalani saat ini. Tidak sedikit
teman-temanku yang mengejek dan menertawakan aku karena di anggap cupu memakai
jilbab. Aku yang saat ini duduk di kelas 11 dan bersekolah di Sekolah
Internasional yang kebanyakan di antara mereka adalah non muslim dan merupakan
siswa pindahan dari luar negeri. Kadang aku merasa perbuatanku membingungkan
dan berada pada level krisis percaya diri,tapi untungnya sekolahku juga sekolah
yang demokratis dan tidak mempermasalahkan jilbab bagi siswinya.
Tidak sedikit pula
yang menganggap aku ini labil karena kadang sewaktu-waktu aku menggunakan
jilbab ke sekolah tapi kadang aku memakai t-shirt dan jeans ketika jalan ke
mall dengan teman-temanku.
Itu karena teman-temanku merasa risih dengan jilbabku,merasa canggung jika
mereka ajak aku ke tempat-tempat hiburan malam. Orang tuaku juga seperti nya
tidak begitu setuju dengan style ku saat ini karena kebetulan juga ibuku adalah
seorang wanita karir yang fasionable dan mode on pula jadi menganggap aku belum saatnya berjilbab.
Saat ini aku masih belajar untuk berjilbab,dengan
segala resikonya,dengan segala pandangan buruk orang orang yang menjudge jilbab
sebagai topeng bagi para penjahat atau kedok bagi para pelajar yang melakukan
free seks. Sungguh ironis jika teman-temanku mengucapkan hal seperti itu, tidak
sedikit pula di antara mereka yang berfikir “jilbabi dulu hatinya baru setelah
itu tubuhnya”. Padahal kan tergantung niat nya,toh juga perbuatan baik pun bisa
mengikuti.
Hampir 1 bulan belakangan ini aku memutuskan untuk
berjilbab,meskipun aku memakai jilbab belum sempurna,kadang aku pakai tapi
kadang aku buka. Sholatku juga masih bolong-bolong belum 100% full 5 waktu. Sebetulnya
keputusan ini sudah ada dalam benakku setahun yang lalu,itu ketika ibuku
kecelakaan parah dan aku bernazar untuk berjilbab. Dan alhamdulilah doa ku di
dengar oleh Tuhan hingga akhirnya ibuku bisa sembuh sampai saat ini.
Pertanyaan pun sering aku lontarkan pada pamanku yang juga dia seorang
ustad sekaligus pengajar di Pesantren di daerah Jawa timur. Kami sering kirim email,telpon,sms
hanya untuk sharing tentang Islam, sharing tentang hijab bahkan tentang segala
hal yang sifatnya kompleks dalam kehidupan sehari hari. Dan di antara semua
orang terdekat aku cuma dia yang menyambut baik tindakan aku,mensupport aku
habis-habisan. Meyakini aku tentang bernazar dan meyakini pula aku untuk berada
di jalur ini. Bahkan ungkap nya,”Nazar adalah kewajiban dan kewajiban harus di
penuhi,Cha!! Karena kamu adalah remaja labil tetep di jalanmu saat ini,ingat
ya!”
Aku sadar seharusnya aku
mulai menata hidupku sejak dini,berusaha berfikir secara ilmiah dan hidup
secara religius. Aku sudah bukan anak kecil lagi,sudah saatnya memantafkan hati
untuk berjilbab.
“Kring..kring..kring!!!”
Tiba-tiba telponku
berdering, ku angkat cepat telponku.
“Ocha..loe dimana?? Gw
jemput ya.. ada yang mo kenalan ma loe,,anak kuliahan lho!!!”
“Hah??? Guu..guuaa di
rumah!! Temen loe? Kok bisa?!
”Ah..ntar lah gw jelasin,,pokoknya gw kesana.. O
ya jangan pake jilbab ya?!” tegas Carrol.
“Tap..tapii..!!” Tiba
tiba terdengar “tut..tut..tutt!!”
Handphone pun seketika
di matikan oleh Carrol.
Aku pun bingung,satu
sisi aku merasa perlu bergaul dengan mereka tapi satu sisi mereka mengklaim
gaya berbusanaku hingga aku tak bisa membuat keputusan berjilbab total.
Satu jam kemudian Carrol pun datang menjemput ke rumahku.
“Tok..tok..tok!!”
suara ketukan pintu itu terdengar keras dari kamarku.
Ku buka perlahan pintu rumahku dan sontak membuat Carrol terkejut.
“Loe mo kemana???? Loe kira kita mo ke
pengajian,hah? Kan gw udah bilang ga usah pake jilbab” tegas Carrol.
“Ya udah kalo loe ga mau ajak gw,ga usah aja..!”
Kututup kembali pintu perlahan.
“Eit...eits..eitss..ok..ok..
kita pergi Cha!!!”
Akhirnya aku pun pergi
dengan Carrol,mengendarai mobil Lamborgini berwarna hitam terbaru milik Carrol.
Sepanjang perjalanan Carrol bukannya mengendarai dengan benar mobilnya,ini
malah terus memperhatikan pakaianku dari atas sampai bawah. Rok berwarna pink
dengan kaos panjang berwarna kuning plus kerudung segi empat berwarna abu ku
sematkan di kepalaku tanpa accesoris apa-apa hanya peniti sebagai simpul
pengikat kerudungku.
“Loe kok jadi gini,Cha?! Norak tau!!! Ocha yang
dulu gw kenal tuh fasionable,pinter nge match-in pakaian loe!!” tanya Carrol.
“He..he.. iya sih gw belum pinter nih soal nge
mitch and match jilbab gw,maklum masih belajar!! Lagian belom punya stock baju
muslim sih”
“Loe pikir gw bercanda?! Maksud gw,kenapa loe ga
pakai dress yang minggu lalu kita beli,hah??”
“Lho.. kok loe jadi nyolot sih?”
“Gw bukan nyolot,Cha.. loe tau kan kita bakal
kemana dan ketemu siapa?? Cwo yang gw mo kenalin ke loe ntu,,Mahasiswa terbaik
se Asia Tenggara sekaligus ketua Senat di kampusnya.!!”
“Ya terserah lah.. loe mo ambil pun ga masalah
buat gw,,!!!”
Obrolan pun malah semakin panas antara kami
berdua,cek cok seperti ini hampir jarang terjadi antara kita,Carrol yang juga
merupakan sahabat ku dari SMP ini pun seolah bukan Carrol yang aku kenal dan
emang benar dia benci banget dengan gaya berbusanaku.
Kami pun tiba di tempat hang out favorit kami dan terlihat banyak banget
teman-teman se sekolahku yang juga ada`di sana. Seketika ku buka pintu mobil
Carrol, bak putri raja yang berada di red karpet semua mata tertuju padaku.
Bukan tepuk tangan yang ku dapat ataupun sambutan meriah dari mereka yang ada
di sana melainkan senyuman hambar dan seolah mengolok-olok penampilanku saja.
Tak sedikit pula diantara mereke yang menertawakan aku.
“Ocha,kita lagi bukan
di acara pesantrenan kali dan kita ga butuh ustadzah buat pengajian ini?”
teriak Edo yang juga merupakan sahabatku juga.
Sontak semua orang yang ada di sana menertawakan aku.
“Diam loe Do!!!!”
tegas Carrol
“Carr..gw balik aja
deh,,kayaknya mereka semua ga suka ngeliat gw!!” jawabku.
Namun Carrol menahan
aku,dan menarik aku ke sebuah meja makan yang hanya ada 2 cowok yang duduk
disana. Aku yang juga malu ketika mereka menertawakan aku,seolah tidak peduli
lagi dengan apa yang akan Carrol tunjukan padaku. Pipiku memerah,dan mataku
seolah ingin menangis tersedu-sedu,namun hanya linangan air mata yang jatuh ke
permukaaan.
“Cha,,ini Raka dan ini temennya Faisal!!” Carrol
mempersilahkan aku untuk duduk dan ngobrol dengan Raka.
Tapi seperti Raka pun kurang tertarik dengan
aku,dia seolah acuh tak acuh denganku,hanya senyuman pada awal pertemuan ketika
Carrol mengnalkan ku pada Raka. Pertemuan kami ternyata hanya membuat Raka
tidak nyaman terhadapku. Mungkin karena penampilan ku yang membuat dia risih.
Tak sepatah katapun keluar dari mulutnya. Hanya Faisal yang juga merupakan
teman semeja kami berdua yang berusaha ngobrol denganku. Dia lebih terbuka
dengan aku,membuat obrolan mulai mencair dan justru malah Faisal yang lebih
membuat aku interest terhadap nya.
Dia bertanya tentang sekolahku,rumahku bahkan tentang penampilanku.
“Cha,aku jarang deh
liat cewek berjilbab ketempat seperti ini?! Apa orangtuamu ga marah??”
“Kebetulan aku lagi belajar pake jilbab,sebelumnya
sih seperti mereka!” sambil menunjuk
kearah Carrol dan teman-teman yang ada di pojok cafe.
“Ouh..! Musik nya asyik kan?!” tanya Faisal.
“Iya,lebih asyik kalo gw gabung ama mereka! Sal..
gw cabut ke sana ya??!” Raka beranjak dari tempat kami bertiga ngobrol barusan.
“Sal.. gw juga kayaknya pulang aja deh..” tegasku.
“Cha,gw anterin deh.. Raka orangnya emang kayak gitu,jadi
loe mesti maklumin dia ya..?!”
“Ga usah.. gw balik naek taksi aja..!!” aku pun
beranjak dari tempat itu dan meninggalkan Faisal sendiri.
***
Keesokan hari nya,ketika aku mau berangkat ke
sekolah tiba-tiba Carrol menjemputku ke rumah. Dia menanyakan tentang penyebab
aku pulang tanpa pamitan dulu ke temen-temen kemarin. Tanpa pamitan pula
terhadap Raka yang sebelumnya mau di kenalkan Carrol ke aku.
“Cha,kok loe balik
duluan kemarin?? Gw kan nyariin loe kemarin.. ??”
“Ya,udahlah Raka juga
ga suka ma gw!!!” pasrahku.
“Tapi Faisal nanyain
loe!!”
“Apa... Faisal???”
“Iya!!! Ya gini aja deh.. Cha lebih baik loe
kembali ke Ocha yang dulu. Ocha yang cantik,yang fasionable dan ga cupu kayak
gini deh.. biar Raka mau lagi ama loe!!” Rayu Carrol.
“Loe ngomong kayak gini itu karena loe ga tau,kenapa
gw seperti ini,dan gw udah bener-bener ga bakal ngelepas jilbab gw ini lagi. Gw
ga bakal dateng ke tempat hang out lagi,gw juga ga bakal mainin cowok lagi,dan
gw juga mau jadi orang yang bener...!!!”
“Cha..Cha.. sory kalo
omongan gw barusan malah bikin loe marah!”
“Ga..loe ga salah
Carr..gw emang bener-bener mo berubah!!!”
Carrol memang belum
mengetahui penyebab awal aku berhijab,akhirnya aku jelasin mulai dari awal
sampai akhir tentang nazar yang udah aku buat sendiri setahun yang lalu. Yang baru
terealisasikan saat ini. Dan bukan karena soal itu saja tapi juga karena
semalam setelah pulang dari cafe itu,aku melakukan sholat istikharah dan minta
petunjuk pada sang Maha Kuasa, hingga ternyata pilihanku ini adalah benar. Aku
seperi di beri cahaya luar biasa dari Tuhan dan jauh lebih memahami makna hidup
dengan menutup aurat ini,jiwaku tenang dan damai,tak ada lagi yang menggodaku
di jalan seperti dulu ketika aku memakai rok mini,atau jeans ketat.
Penjelasanku juga
ternyata membuka mata Carrol,membuat dia sadar dengan rayuannya selama ini.
Bahkan matanya pun berkaca-kaca setelah sepenggal kisah tentang perjuangan
nazarku untuk ibuku sendiri.
Seketika Carrol memelukku erat,dan meminta maaf atas kesalahannya selama
ini karena telah menjudge ku habis-habisan. Tanpa di sadari aku pun meneteskan
air mata,air mata kami berdua pun tumpah dan larut dalam keharuan. Dan dia pun
memahami betul dengan sikap aku sekarang,tak akan ada lagi acara ke hiburan
malam. Tak akan ada lagi kata kata perjodohan untuk di jadikan pacar untukku.
Hingga jika saatnya tiba,perjodohan itu terjadi ketika aku akan bersiap
untuk menikah.
“Cha..shopping yuk??”
ajak Carrol
“Kemana?”
“Ke Hijab butik!!! Gw
dukung loe 100% kemaren-kemaren gw juga browsing di internet tentang jilbab dan
hijab. Kenapa loe ga berhijab aja..”
“berhijab....? tapi
kan?”
“Ocha,gw udah mungutin
semua informasi tentang hijab dan jilbab buat loe,,dan sama aja,keduanya
menutupi aurat loe..! Bedanya hijab itu lebih fashonable dan ga kaku seperti
ini..come on!! Loe masih muda jadi cewe muslim modern kan lebiih ok?! Kreasi
nya banyak banget lho”
“Ya udah..yuk liat
liat..”
Hampir sepuluh pasang
busana muslim terbaru lengkap dengan kerudung beraneka motif dan bentuk mulai
dari kerudung segi empat sampai kerudung
pashmiri na beraneka warna pun kami beli plus dengan segala accesoris di beli,mulai
dari bros sampai kalung pelengkap busana muslim,untungnya di butik itu kami di
kasih bonus CD Tutorial berhijab modern bagi pemula. Dan membuat aku semakin
semangat untuk berhijab yang sebetulnya hampir sama maksudnya dengan berjilbab.
Semakin hari aku
menjadi semakin pintar dan terlihat modis dengan busana muslim,tanpa melepaskan
kaidah islami dalam hatiku,auratku juga masih terjaga, teman-temanku juga kagum
dengan penampilan ku saat ini bahkan ibuku yang awalnya tidak begitu
setuju,kini mendukung aku seratus persen.
Sampa suatu ketika,pada saat aku jalan bareng dengan Carrol ke sebuan
Mall,terlihat Raka juga berada di Mall yang sama bahkan tak lama berselang dia menghampiriku,”Kamu
terlihat anggun,Cha!!” sambil memegang tanganku.
Aku hanya tersenyum
dan langsung melepaskan genggaman tangannya dari tanganku sambil beranjak dari
hadapannya.
“Apa kabar Raka yang
dulu nyuekin aku,hah????”
Carrol yang juga
berada tepat di sampingku,sontak menertawakan tingkah Raka yang gigit jari
setelah aku meninggalkannya.
ih...makasih lho..bwad input nya.. =)
BalasHapussungguh cerita yg sangat berbobot n membuat hati terenyah membacanya,,,perjuangan menuju yg lebih baik, semoga semakin matang, Amin
BalasHapusmakasih banget.. amin,, =)
BalasHapuskerenn ceritanya..
BalasHapusinspiratif banget lahh ..
terharuuu ..
hhaha
eh si Gigi..wellcome to my jungle.. nuhun pisan..
BalasHapusKlo nggak liat kategorinya, saya kira ini kisah nyata kamu, Ocha... ~eeh.. :D
BalasHapusOcha ganbatte, pake jilbabnya terus yaa. Biarlah orang berkata apa. Salam kenal mba Aas.. :)
http://www.delyanet.com/