Jumat, 31 Agustus 2012

asa sahabat


Memahami bahwa tiada yang lebih indah di bandingkan berpegangan tangan
Saling memahami asa,jiwa dan hasrat untuk bersama
Mengukir harapan kelak di bagi untuk kawan abadi
Berjabat tangan pula meraih mimpi
Untuk jiwa yang mengaku dirinya heroik
Melawan setiap badai yang datang di kala rapuh
Hanya untuk kita kebahagian itu menyapa senyum kemenangan
Untuk kawan yang mengaku dirinya kawan

Selasa, 21 Agustus 2012

Backstreet season 2


Kisah ini berawal dari kegiatan Pesantren Kilat tahun kemarin,kegiatan yang seharusnya menjadi ajang meningkatkan nilai ibadah siswa terhadap Alloh SWT. Malah dijadikan kesempatan mereka untuk mengganggu masyarakat setempat dengan tindakan mereka bermain petasan. Masa SMP adalah masa pubertas pertama untuk anak-anak yang sedang mencari jati diri mereka. Mereka seolah kebingungan dengan diri mereka sendiri dan bahkan tak sedikit remaja seperti mereka malah terjerumus ke dalam jurang negatif. Yang laki-laki terlihat berjerawat bahkan kumis tipis yang mulai tumbuh di wajah mereka,atau suara mereka yang berubah menjadi suara orang dewasa. Lalu kemudian yang perempuan juga terlihat dari sikap yang sudah memperhatikan penampilan bahkan perbedaan fisik,baik dari bentuk dada,pinggul atau juga bagian tubuh lain yang mengundang perhatian dari remaja laki-laki.
                Fadli salah satunya,adalah dia siswa kelas 2 SMP yang mulai menunjukan perhatiannya terhadap lawan jenis. Matanya seolah menunjukan pesan bahwa dia punya perasaan lebih terhadap teman sekelasnya Lana. Diantara siswa-siswi lain,dia memang termasuk remaja hiperaktif dan agak bandel terhadap teman-temannya. Ketika orang lain sedang mendengarkan ceramah Ustad di acara pesantren kilat pun dia malah lempar-lemparan kertas dengan Lana,yang memang posisi remaja putri dan remaja putra tidak di pisahkan terlalu jauh sehingga jangkauan Fadli terhadap Lana pun peluangnya besar.
                Lana yang juga belum pernah merasakan cinta,bisa dibilang ini cinta pertamanya,atau bahkan bisa dinilai cinta monyet mereka berdua. Sesekali wajahnya berbinar,pipinya merah apabila Fadli memandang wajahnya. Bahkan kadang teman-teman mereka bedua selalu menggoda Fadli dan Lana.
“ Ciee..ciee.. Lana,,prikitiw..!!” suara teman-teman Lana yang menggoda  berada tepat di hadapan mereka berdua.
“ Kalian semua apaan??!!!!! Aku malu tahu !!!”
Lana pun bergegas pergi dengan pipi merah, meninggalkan Fadli dan teman-temannya yang berada di sekitar halaman mesjid.
Walau kegiatan pesantren kilat pun sudah di penghujung waktu, dan Ramadhan pun segera usai namun hubungan cinta monyet mereka berdua pun tidak selesai di sana saja. Mereka masih tetap berkomunikasi, menjalin hubungan cinta layaknya orang dewasa memadu kasih.
                Fadli yang merupakan anak tunggal dari kedua orang tuanya itu terlihat seperti enggan terbuka dengan masalah pribadinya. Namun tidak begitu dengan Lana, Lana sangat terbuka dengan kedua orangtuanya,hal sekecil apapun selalu dia ceritakan kepada orangtuanya,khususnya ibu.
Bahkan sampai hari lebaran itu pun tiba tak ada orang yang tahu dengan hubungan asmara ABG ini,namun kecurigaan ibu Fadli pun pecah,setelah tidak sengaja nya ibu Fadli membuka isi sms dari Lana yang tidak di tuliskan siapa pengirim sms itu. Isinya memang sepele, hanya tulisan yang berisi pertanyaan apakah Fadli sudah makan atau belum.
                  Fadli,sms dari siapa itu ?”
                “ Sms yang mana,Mah ??!” jawab Fadli gugup
                “ Tadi mamah tak sengaja membuka sms dari nomor tak di kenal, isinya nanyain kamu gitu!?”
                  Oh,,temen Mah !!!!”
                 
Fadli terpaksa berbohong pada ibunya, dia lakukan supaya tak menjadi bulan-bulanan dan bahan lawakan orang tua dan sepupu-sepupunya. Hingga akhirnya dia memilih untuk membuat kesepakatan baru dengan Lana,dasar anak kecil! Kelakuan mereka terlalu polos untuk di deskripsikan,dan akan mengundang canda tawa kelak.
                Siang itu pula Fadli mengajak Lana jalan ke Mall,hanya sekedar untuk makan dan nonton Film terbaru. Mereka berpegangan tangan sepanjang jalan seolah dunia di buat mengenal mereka berdua.
Perkataan Fadli pun mendadak lembut pada Lana,hal yang tak pernah dilakukan dia kepada keluarga da teman-temannya,itung-itung jaga image,katanya!
Mereka berdua bertatapan seolah ada cinta di mata mereka,padahal kalau di pikir-pkir dengan logika,dimana-dimana di dalam mata hanya ada belek.
                Di pegang kembali tangan Lana lau kemudian Fadli membisikan sesuatu ke kuping Lana,yang sontak membut Lana kaget. Permntaan backstreet dari Fadli yang malah membuat Lana keheranan, pernyataan yang malah biasanya di lakukan gadis remaja kepada cinta monyet nya.
                “ Kok kamu mau kita backstreet sih ?????”
                “ Aku malu! Upps.. tapi kamu jangan salah paham dulu,,,aku cinta kok ke kamu !!”
Akhirnya Lana pun berhasil di rayu oleh Fadli dan merelakan hubungan mereka berdua di sembunyikan .
                “ Ya udah deh..demi kamu aku rela kok !!”
                Fadli pun tersenyum bahagia karena keinginannya di kabulkan Lana,walau terlihat muka kesal dari raut wajah Lana. Perasaan cinta Lana itu membutakan logikanya, membuat dia terlihat bodoh padahal sebenarnya Lana adalah siswi yang cukup berprestasi di sekolahnya.
                Berjalannya waktu ternyata masih membuat cinta monyet Lana dan Fadli utuh sampai saat yang cukup lama. Sampai suatu ketika Reza yang merupakan sepupu sebayanya memergoki Fadli sedang makan ice cream bareng di pertigaan jalan dekat rumah Reza.
Reza pun kemudian menghampiri mereka berdua dan hanya bergumam pada Lana,
                “ Lan,kalian pacaran??”
                Lana yang keceplosan malah bilang Ya,kepada Reza, dan itu malah membuat Reza tertawa terbahak-bahak melihat Fadli dan Lana pipinya merah. Seketika Reza pun pergi,berlari kencang menuju rumah Fadli yang letaknya juga tak jauh dari kediaman Reza,dia bermaksud memberitahukan hubungan pacaran Fadli ke orangtuanya. Sontak Fadli pun malah meninggalkan Lana di pertigaan jalan itu lalu bergegas menuju rumah seolah ingin menyusul cepat-cepat Reza.
                Namun ternyata Fadli telat menyusul Reza, orangtua Fadli pun terlanjur mengetahui kelakuan anak semata wayangnya ini. Dan orangtuanya hanya tersenyum saja,seolah tak ada sikap antipati terhadap Fadli, malah orangtuanya mendukung asalkan Fadli tetap di jalur yang benar,dan hubungan mereka tidak kebablasan seperti hubungan free seks yang saat ini marak dilakukan oleh remaja lain yang kurang control dari keluarga mereka. Tapi ternyata tidak begitu dengan Fadli, Fadli justru tidak menginginkan hal itu,dia merasa dia di judge oleh lingkungan sekitarnya khususnya keluarga.
                Hari ke hari masih seperti biasa,tak ada yang aneh ataupun berbeda antara Fadli maupun keluarga besarnya, namun tidak begitu dengan Fadli dan Lana,mereka seperti hilang komunikasi. Fadli seperti enggan bertemu ataupun hanya sekedar mengangkat telepon dari Lana. Hali ini ternyata membuat Lana bingung dan galau setengah mati (lebay..)
Akhirnya Lana pun meminta Fadli untuk datang ketempat mereka biasanya bertemu,yaitu pertigaan jalan. Permintaan itu dia dikirimkan melalui sms di malam hari sehari sebelum akhirnya mereka berdua bertemu.
Ternyata permintaan Lana pun di aminni Fadli,sore itu pula mereka bertemu bahkan Lana langsung meminta penjelasan tentang sikap Fadli yang berubah drastis. Tanpa ada angin, hujan bahkan badai pun Fadli malah meminta hubungan mereka berakhir, Fadli meminta hubungannya putus dengan Lana.
                Tentu saja Lana marah dan malah menampar pipi Fadli,seketika pipi Fadli merah akibat tamparan yang keras dari telapak tangan Lana itu. Sikap Fadli yang mendadak aneh itu membuat Lana semakin membenci Fadli.
Di sekolah pun mereka seperti orang yang tak saling mengenal,tak sedikit pula teman-teman mereka yang heran dan malah menggoda mereka lagi.
Namun ternyata setelah hubungan mereka menggantung seperti itu, Fadli malah semakin tertarik dan jatuh cinta kepada Lana. Semakin hari wajah Lana semakin cantik saja ungkap Fadli, apalagi Lana kini semakin memperdulikan penampilannya, Lipgloss atau bahkan parfum soft sering dia pakai.
                Perbedaan sikap  Lana itu justru membuat Fadli memikirkan Lana tiap malam,sesekali dalam pikirannya terlihat wajah Lana yang begitu cantiik menawan,wangi pula. Bahkan ketika mimpi basah pertamanya saja yang ada dalam mimpinya hanyalah Lana seorang. Semakin membuat Fadli tergila-gila hingga sepanjang hari pun dia hanya bisa bermain gitar sambil bernyanyi lagu cinta, salah satu lagu favorit nya lagu Armada “ mabuk cinta” . suaranya yang tak karuan itu hanya membuat keluarga bahkan teman-temannya di mabuk pula, namun bukan di mabuk cinta melainkan memang mabuk beneran karena pusing mendengarkan suara nya yang hancur berantakan. Mungkin kalau ikutan kontes menyanyi pun sepertinya belum di suruh menyanyi saja dia sudah di diskualifikasi.
                Hari itu pula Fadli akhirnya memutuskan untuk menembak Lana kembali,atau mungkin CLBK tepatnya. Tak lupa pakaian rapih pun dia kenakan,sambil membawa ice cream coklat favorit Lana, gitar pun tak lupa dia bawa hanya sekedar untuk mempertontonkan kebisaannya menyanyi dan bermain alat musik. Operasi penembakan itu ternyata akan dia di lakukan di sekolah,seusai kegiatan eskul di sekolahnya.
Kebetulan pula Lana yang juga aktif di eskul mading ada di dalam kelas,ternyata Lana sedang mengikuti rapat internal anggota mading. Fadli pun bersiap di depan pintu kelas bersama teman-temannya seolah menunggu Lana keluar dari kelas itu. Ternyata Lana pun sudah menyadari ada sesuatu yang aneh dan ribut di luar kelas itu. Tanpa menunggu rapat itu selesai Lana pun memutuskan untuk keluar dan menghampiri Fadli.
                “ Sedang apa kalian ??!!!” Lana dengan nada marah.
“ Aku punya sesuatu untuk kamu…” sambil memberikan ice cream coklat yang sudah dia siapkan  dari satu jam lalu.
Walau mungkin ice cream itu sudah mencair,masih belum membuat hati Lana mencair pula. Ide Fadli pun masih belum habis, di ambil gitar yang tepat berada di genggaman Andri,salah satu temannya. Di petik gitar kesayangannya itu sambil tak lupa dia meminta maaf atas kelakuannya selama ini, dia berlutut di hadapan Lana dan meminta pula Lana untuk menjadi kekasihnya kembali.
                Ternyata Lana pun masih menyimpan perasaan terhadap Fadli,memang yang namanya cinya pertama itu sungguh tak akan bisa di lupakan. Lana pun mengangguk sambil tersenyum,hingga akhirnya perasaan Lana pun luluh dengan sikap Fadli itu.
Mereka berdua pun resmi pacaran kembali di lokasi yang tak lain adalah sekolah mereka berdua. Fadli kemudian mencium tangan Lana lalu memeluk Lana seerat mungkin hingga membuat Lana bahagia sekaligus malu karena hampir semua siswa yang mengikuti kegiatan eskul itu melihat adegan lebay itu. Tak sedikit pula di antara teman-teman mereka berdua menertawakan sikap Fadli.
                Kebodohan dan kecerebohon Fadli ternyata belum selesai, seusai acara penembakan itu Fadli malah membisikan sesuatu lagi ketelinga Lana. Sontak pula membuat Lana kaget lalu menampar kembali Fadli. Baru saja Lana merasa bahagia karena cinta monyet mereka kembali bersatu tapi malah di buat kesal oleh tingkah Fadli yang konyol itu.
Karena kebodohan Fadli yang meminta hubungan mereka di sembunyikan kembali dari orang lain A.K.A Backstreet. Lana pun tak lupa menyiram kepala Fadli dengan ice cream coklat yang sudah mencair.

Cerpen abal-abal


TANPA MEMILIH


Matahari seperti enggan meredupkan cahahanya,begitu terik sampai –sampai aku sendiri tak sempat melangkahkan kaki ku ke seberang jalan hanya sekedar membeli makan siang di warteg langgananku. Sepertinya air mineral pun cukup untuk mengenyangkan perut ku ini. Malah hanya membuat perutku kembung saja. Tiba-tiba ponselku berdering,cepat-cepat ku angkat karena takut itu telepon dari atasanku atau bahkan dari konsumen yang melaporkan pengaduan ketelatan pengiriman barang karena memang sudah 1 tahun ini aku bekerja di salah satu CV. Delivery sebagai custumer service. Tapi ternyata dugaan ku salah,itu telepon dari Rama, dia adalah orang yang sudah menemani aku selama 4 tahun terakhir ini,dia juga yang membantu aku untuk masuk dan bekerja di perusahaan yang sudah membantu perekonomian keluarga aku setahun terakhir ini.
“ Hallo ?” angkatku
“ Hallo juga ! Udah makan ??” Tanya dia dengan penuh perasaan
" Udah kok,,barusan !!” jawabku lantang
“Oh ya udah kalo gitu aku cuma mastiin aja,apa kamu udah makan atau belom!! Kamu kan           kadang suka ga inget kalo lagi sibuk!!” seketika telepon itu dia matikan perlahan.
                Aku memang sengaja berbohong pada dia,aku terpaksa melakukan hal itu supaya dia tidak marah padaku. Dia memang begitu pengertian,tak pernah ada perasaan bosan untuk dia menanyakan kabarku setiap hari. Aku memang beruntung mempunyai pacar sebaik dia dan sesetia dia,dia tak pernah menuntutku apa-apa.
Waktu begitu cepat berputar  dari pagi ke siang, siang ke sore,dari jam ke menit,bahkan dari menit ke detik. Sore ini pun rasanya hanya hitungan menit.  Aku  bergegas untuk pulang tak lupa pula aku menyempatkan menepi  dari angkot hanya sekedar membeli sate ayam kesukaan ibu dan adik – adikku.
Sesampainya di rumah ,ketiga adikku begitu menyambutku dengan suka cita,begitu terlihat raut muka keceriaan dari mereka semua,walau terlihat rona kelelahan dari ibuku, bukan hanya karena kelelahan mengurus ketiga adikku yang masih kecil namun juga karena kebetulan pula ibuku adalah buruh tukang cuci panggilan,sebetulnya aku pun sudah melarang ibu untuk bekerja tapi jawab ibu semata membantu aku menjadi penghasil uang.
                Tak terasa  pula air yang bermuara di mata ku seperti pecah dan jatuh menetes perlahan,ku usap cepat agar ibu dan adik-adikku tak melihat iba nya aku terhadap diri aku sendiri dan keluargaku.
Lahapnya mereka saat makan malam pun membuat aku begitu tak tega melihat keadaan atas keluarga ku sendiri. Memang sepeninggal ayahku 2 tahun silam membuat kami kesulitan dalam mencari penghasilan apalagi adik-adikku yang masih terlalu kecil sepertinya tak akan mampu menolong aku dan ibu mencari uang. Seketika itu pula aku melepaskan penatku ini dan beranjak dari meja makan. Aku berdiri, sedikit mengambil air mineral dari gelas di samping tangan ibu,lalu meneguknya perlahan.
                “Mau kemana nak ?!” Tanya ibu.
                “Aku capek bu,,aku mau rebahan dulu bu..!!” jawabku sambil mengusap keringat di keningku.
                “ya.. sudah lah,,istirahat yang cukup ya nak !” nasehat ibu.
                Kamar memang bukan hanya tempat dimana aku tidur atau istirahat saja,di ruangan 2 x 3 M ini aku kadang tertegun bingung bahkan menangis pada Tuhan tentang nasibku ini. Aku bukan orang yang kufur nikmat terhadap Tuhan, aku juga bukan pasrah terhadap kekurangan aku ini tapi juga merenung dengan masa depan adik-adikku kelak setelah aku meninggalkan keluarga inti aku dan mulai merajut rumah tanga kecil aku nanti bersama suamiku.
Berat rasanya meninggalkan mereka tapi harus kujalani pula,apalagi Rama yang menjadi kekasih aku saat ini sudah sangat serius terhadap hubungan kami bahkan orangtua nya pun seolah-olah tak sabar untuk segera meminang aku untuk jadi menantunya. Hubungan yang sudah kami bina bertahun-tahun lamanya membuat aku semakin bulat untuk menjadikannya suami ku kelak.
                Ponsel ku pun berbunyi lagi,tapi ternyata itu bukan suara panggilan masuk melainkan sms yang dikirimkan Rama kepada ku,,
                “ Selamat malam,bunga cinta yang ku sayangi,,aku menyayangi melebihi apapun,,aku menginginkan mu bahagia selamanya! Cintaku tulus seperti malam ini yang tulus memberikan gelap dan cahaya bintang serta menghembuskan buih-buih angin yang tak berhenti..
Mimpi indah ya sayang.. !”
Ucapan itu selalu mengukir pikiranku,membuat hati ku seperti di ayun-ayunkan ke angkasa. Dia memang sangat romantis, perhatian. Isi pesan singkat itu membuat aku tersipu malu,membuat aku tersenyum-senyum sendiri seperti orang gila.

***
                Seperti tak ada angin tak ada hujan, ibu menanyakan sesuatu yang tak pernah kami bicarakan sebelumnya. Pagi itu seperti cambukan untuk hidup ku sendiri,pertanyaan sederhana namun membuat aku bingung. Suara knalpot motor matic membuih di pelataran pagar rumahku.
Tepat pula Rama menjemputku untuk pergi bareng ke tempat kerja, ibuku pun bergegas pula ke luar dan menyuruh Rama unuk menyantap nasi goreng saat sarapan itu.  
                Rama pun menganggukan kepalanya sambil tersenyum padaku,lalu melepas sepatu canvas berwarna putih itu dan bergegas ke meja makan, duduk di posisi kursi yang sering di tempati ayah selama beliau masih hidup.
                “ Ayo nak Rama, sarapan dulu..!”
                “ Iya bu.. makasih..!”
                “ Masakan ibu memang jagoan deh!! Mega juga kalah kayanya bu..!” Puji Rama.
Suasana pun seperti larut pagi itu,topik pembicaraan pun tak henti-henti berakhir,apalagi adik-adikku yang berperilaku konyol di meja makan membuat aku dan Rama tertawa lepas. Namun pertanyaan ibu pun terlontar pula dari bibirnya.
                “ Kalian berdua kapan menikah?”  Tanya ibu
Sontak pertanyaan itu membuat kami berdua heran dan bingung.
                  Secepatnya bu..” jawab Rama lantang
“ Sebetulnya,aku sudah sangat siap bu,,namun itu semua kembali lagi Mega yang     menentukan,iya kan ?  tambah Rama sambil memegang tanganku erat.
                Jujur aku sendiri pun bingung,aku hanya bisa tersenyum melihat Rama sumringah di tanya itu oleh ibu. Memang itu pertanyaan yang sudah Rama tunggu sekali sejak lama.
Ibu pun tersenyum melihat kami berdua tersipu malu,walau sangat terlihat jelas ada perasaan yang berbeda dari raut muka ibu. Aku sendiri senang atas pertanyaan itu namun atas pertanyaan itu pula membuat aku meyimpan pertanyaan pula untuk ibu.
                Tak lama setelah itu kami berdua pun pergi,lagipula waktu memang sudah tak bersahabat dengan kami,kami seperti di kejar setoran apalagi kemacetan juga mengancam pagi itu.
Di atas motor, tangan Rama sebelah kiri tak henti-hentinya memegang tanganku, sambil tak berhenti mengucapkan kata I LOVE U.
                “ Sayang, akhirnya ibu merelakanmu untuk aku!”
                “ I..iya Ram..”
                “ Aku bersyukuuurrr.. sekali  cinta kita bisa menyatu dalam ikatan pernikahan”
                “ I..i..ya..Ram..”
                Sebetulnya aku sendiri bingung dengan diriku sendiri,apa aku harus bahagia atau sedih dengan cita-cita kami berdua ini. Kami melihat secercah harapan baru terhadap hubungan kami ini,namun aku juga harus menyadari bahwa aku akan meninggalkan orang-orang yang aku sayangi juga yang tak lain adalah ibu dan adik-adikku.
 ***
Malam itu pula aku ingin sesegera mungkin tahu maksud dan tujuan itu tentang pertanyaan yang ditujukan pada kami berdua saat pagi tadi. Terlihat ibu sedang duduk di depan meja tv 14 inc tanpa tv itu menyala hanya sepi dan lalu lalangnya nyamuk di depan muka ibu,seperti dalam lamunan yang kadang kening itu mengkerut lalu seperti biasa dan kembali berulang sampai 3 kali. Aku pun menghampiri ibu.
                “ Bu,,apa ibu sungguh-sungguh atas ucapan ibu tadi?”
                  Nak,ibu hanya ingin kamu bahagia..”
                  Apa aku tega melihat ibu, Naomi, Danu, dan Reza  sendirian tanpa aku?”
                  Bukannya itu harapan kamu sejak lama Nak?”
                Air mata itu tumpah dari mata ibu,di usap kembali linangan air mata itu,seketika turun seperti tak ada penahan dalam muara air mata ibu. Aku pun seperti merasakan guratan dalam lubuk hati ibu.
Aku pun tersedu-sedu pula sambil tidur di pangkuan ibu,kembali ibu mengusap-usap kepala aku,kami berdua larut dalam linangan air mata. Seketika pula aku menyadari pilihan aku yang benar seperti apa, aku beranjak dan mengambil ponsel aku. Cepat-cepat aku hubungi Rama walau saat itu bintang pun tak bercahaya satu pun,gelap gulita,memaksakan diri untuk keluar malam itu juga.
                Akhirnya kami berdua bertemu di tempat favorit kami berdua,taman yang dulu menjadi saksi bersatu nya cinta kami menjadi sepasang kekasih. Wajah keheranan pun menyelimuti pikiran Rama.
                  Sayang,kamu kenapa ? kenapa bukan besok saja kita ceritakanya? Ini kan sudah malam !”
Tumpah lagi air mata ini dari mataku, menetes seperti tak mau berhenti, seketika pula di usap perlahan linangan air mata ku oleh Rama,di peluk erat pula tubuhku ini,hangat rasanya seperti tak mau aku lepaskan. Di kecup keningku lama sekali dan justru malah membuat aku menangis tersedu-sedu,membuat aku mati kuku,membuat semakin penasarannya Rama akan sikapku.
                Pikirku, “ Aku sudah sangat mencintai mu Ram,,! Tak ada sedikit pun dalam hatiku untuk mengkhianatimu,bahkan membuatmu sakit!”
                “Apa yang ingin kamu katakan?” tanya Rama.
                “Aku mau kita putus Ram !”
                “A..PA..A???”
                Sontak membuat Rama kaget sekaligus heran,baru tadi pagi kita tertawa bahagia,baru tadi pagi pula kita sudah siap untuk mulai merencanakan pernikahan kita. Namun pernyataanku ini membuat kita dalam hubungan yang membingungkan.
                ‘’Maksudmu apa,Ga? Kamu mau mempermainkan aku?” tanya Rama dengan nada marah.
                ‘’Tak ada niatan aku untuk membuat kamu terluka Ram,tapi aku ga mungkin membiarkan ibuku      sendirian!! Aku minta kamu memahami itu “ tegasku dengan air mata yang terus membanjiri pipiku.
“ Bertahun-tahun kita membina hubungan ini,lalu kamu menginginkan aku untuk         meninggalkanmu? Tega kamu Mega !!!!”
“ Jika kamu mencintai aku,tinggalkan aku untuk keluargaku! Aku mohon ?!” sambil memeluk Rama erat!”
Tak disangka Rama pun yang seorang laki-laki pun begitu terpukul dan menangis walau tangisan itu tak di tunjukan jelas kepadaku.
“ Baiklah jika itu maumu,aku ikhlas Mega ! Tapi bolehkah aku minta sesuatu darimu untuk terakhir kalinya??’’
                “apa ???”
                ‘’AKU INGIN MENCIUMMU UNTUK TERAKHIR KALINYA..’’
                Di usap lagi linangan air mata ini yang jatuh di antara kedua pipiku lalu,di pegang pula dagu ku,bibir Rama pun jatuh tepat di bibirku. Mata kami terpejam begitu hangat,lembutnya seperti aku yang tak mau lepas dari bibir dan rangkulannya.
Kami memang tak di takdirkan berjodoh oleh Tuhan tapi memang ini jalan yang mesti aku tempuh,sakit memang!. Namun cinta kami berdua lebih besar dari ekspektasi kita selama ini  dan prioritas yang lebih besar adalah aku dan keluarga ku. Aku mencintai mu Rama tapi aku lebih meyayangi keluargaku melebihimu.
                Aku juga tak tahu sampai kapan aku akan melajang,mungkin sampai aku merasa tanggung jawabku terpenuhi untuk keluargaku. Begitu hebatnya cintamu untuk ku tapi lebih hebat lagi ibu dan adik-adikku menyayangiku.

Jumat, 17 Agustus 2012

Gurauan tanpa pikiran nasionalis

Hari lalu menampakan sepi tanpa ada arti apa-apa
Mereka berlalu lalang menunjukan kepasrahan
Dunia ini seperti tak ada pengertian akan hal yang mustahil
Bahkan kepanaan menerjang fikiran umat

Jemari bersandar di pundak para peminta kedamaian
Mengabarkan petaka absolut di dunia ini
Seperti gambar-gambar persfektif gejolak muda
Yang kadang menantang semesta di antara pecinta cerita

Mengalir deras berwarna bening tapi kadang mengeruh bagaikan darah pucat
Menyemburkan pantulan pantulan gemericik air
Suaranya seperti peminta pengertian nurani
Yang kadang suaranya mengecil karena ketakutan kami terhadap para pemegang tahta

Kamis, 16 Agustus 2012

Membagi makna akan setiap peristiwa
Menantang kehidupan walau tak jelas arahnya
Berlari-lari menuntun langkah kaki kecil
Kadang frustasi oleh gejolak masa lampau
Menahan amarah para pemegang kunci



Bimbang
Di batas langkah pikiran melayang - layang
Memuji setiap yang di bayangkan
Tanpa menoleh kebelakang memanfaatkan sedikit waktu terbuang
Tanpa sedikit orang yang mengetahui begitu banyak harapan
          Bingkai yang di cerna setiap insan yang memandangnya
Mengetahui maksud dari perkataan makhluk lain
Memahami pula sandaran dari kegalauannya
Diantara setiap pandangan berparas indah
Suatu tanda pula saat-saat dimana pikir tak dapat di sikapi nalar umatnya
          Tiada tujuan selain kedamaian dengan nuansa damai..
                                                                                                      
                                                                                                      
                                                                                                       AAS SAADAH