Senin, 11 Agustus 2014

LEMBAYUNG



           Entah apa yang meyulitkan hati ini untuk berpikir keras. Sejatinya memang tak ada yang paham mereka di lahirkan untuk apa dan menjadi apa.
Sama seperti seekor katak yang hidup diantara air dan darat, lalu apa kita bisa hidup pula di dua kondisi yang berbeda? Mengetahui tujuan Tuhan menjadikan manusia yang berakal dan berilmu.
Hasrat menggebu gebu itu dulu, dulu sekali ketika aku masih berumur tujuh tahun, dengan segudang impian dan cita-cita. Aku ingat dulu cita-citaku ingin jadi seorang dokter lalu berganti lagi menjadi seorang guru, pilot dan macam-macam lainnya. Terlebih kekonyolan itu di imaginasikan ketika menonton serial kartun dan tokoh superhero. Lalu kemudian aku memutuskan mengganti semua cita-cita semu itu. Ya..kuganti, kuganti menjadi seorang ranger merah. Warna yang berani dan berapi-api itu ku tanamkan dalam dalam di hati ini.
            Dan itu puluhan tahun yang lalu, semenjak saat itu aku masih tenggelam dengan tokoh-tokoh fiksi yang imaginer. Aku melihat dalam-dalam diriku, dengan ketidakpahamanku tentang kehidupan, tentang cita-cita manusia pada umumya. Kenapa mereka terobsesi? Kenapa mereka mengorbankan ratusan juta bahkan milyaran hanya untuk melanjutkan pendidikan sampai keluar negeri.
Kenapa mereka tidak sekalian saja keluar angkasa, mungkin ke Mars?
           
“Hay manusia aneh!!” kupandangi wajahku di depan cermin. “Itu karena mereka bermimpi menjadi manusia yang berakal bukan seperti kamu!”

Kutanya lagi otakku,”Kenapa aku tidak seperti mereka??” bukannya aku dilahirkan di waktu yang indah itu, dan kenapa pikiranku tak seindah mereka??
           
“Lama sekali kamu bermimpi Bayung,bangunlah, merapatlah pada shaf itu lalu mintalah pada Sang Empunya. Dan katakan bahwa kamu akan berubah!!!” kata-kata ibu sebelum kembali menjadi TKW di Taiwan seminggu lalu.

Refleksi cermin itu lalu menyadarkanku, aku bergegas keluar kamar. Waktu itu waktu shubuh. Hanya berjarak 10 meter dari rumah susunku ini. Tak kulihat banyak manusia disini. Di shaf perempuan bisa ku hitung jari dan entah di shaf yang paling depan apakah banyak manusia yang bersyukur menjelang pagi hari ini. Kudengar hanya suara imam yang terdengar lantang dan merdu. Surat Al-Alaq itu menghipnotis otakku.
Apa kabar ibu? Ibu banting tulang dan aku hanya berpangku tangan dengan kekonyolanku. Bukankah tertera pula bahwa di Surat tersebut tertulis,”Iqra’ bismi rabbikal ladzi khalaq..Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan!”
            Bukankah aku tidak termasuk berakal sedang penghuni rumah susun ini ratusan orang tapi mereka tak sempat berterimakasih pada pemilik semesta ini.
Bukankah penilaian seseorang berakal itu hakikatnya bersama Tuhannya bukan dengan sesama manusia. Terlebih sebuah gelar sifatnya fana di batu nisanpun tak akan di tulis.
“Lalu apa gunanya ibumu pergi mencari uang hingga jauh ke tempat lain, bukan di tempat kelahirannya??”
“Bayung kamu di lahirkan untuk memberi kehidupan yang lebih baik untuk keluargamu. Bukan hanya untuk pemikiran idealismu saja!!”
“Tabungan dari ibumu juga sudah cukup untukmu melanjutkan pendidikan, kenapa kamu tak bergegas menggunakannya untuk sekolahmu? Kamu tak cukup hanya sampai di jenjang Sekolah Menengah Atas saja!!!”
Kenapa kau berkata begitu Lembayung..itu bukan kamu. Kamu adalah Bayung
Bayung kau memang tercipta di langit sehabis senja, tapi mengapa hatimu melankolis seperti ini?
Bukankah kau dan aku bertekad menjadi imaginer sejati. Dan uang adalah sarana menjadikan imaginasi itu menjadi kenyataan. Kau dan aku terbentuk dalam satu tubuh dan kita tercipta untuk berkoalisi menyempurnakan mimpi itu.
            “Ya..tapi aku ingat ibu!”
“Ibu akan bangga jika kamu memanfaatkannya tanpa menghabiskan hanya untuk biaya tak perlu!”
“Tapi untuk menjadi seorang yang berhasil itupun butuh ilmu?”
“Ilmu didapat dengan alam Bayung! Bangunkan alammu dan katakan pada dunia kamu tak perlu mereka merubahmu. Kamu hanya perlu ridho Tuhan melalui ibumu”
Pesan singkat ini pun ku kirim pada ibu, karena ku tahu ibu masih bekerja dengan majikan baru. Dan aku tak tahu apa majikan baru ibu di sana sebaik majikan lama.
            “Bu, restui aku untuk tidak ikut saran ibu..”
Sms itu baru terbalas satu jam kemudian,”Nak, jika itu mau mu jangan kecewakan ibu, doakan ibu di sini, ibupun akan selalu meridhai jalanmu!”
Pipiku basah membaca pesan singkat ibu. Aku tak tahan ingin memeluk ibu,tidur dipangkuannya dan menangis tersedu-sedu. Aku rindu ibu.
Aku tidak akan mengganggu uang ibu. Aku akan tetap menjadi orang yang bermimpi dan akan mewujudkannya.
“Aku akan ke PT. Besok pagi bu... Semoga kita cepat bertemu disana yah bu..”
Dan setiap sore kita akan menikmati setiap senja hari bersama-sama. Jalan hidup aku berawal di negara orang lain pula. Dan ketika kita kembali ke tanah air kita akan menimati tabungan kita.

BibitBebetBOBOT



B
ibit, bebet dan bobot. Ya itulah yang di harapkan keluarga bahkan pribadi masing masing sebelum menginjakan ke jenjang pernikahan. Lantas apa mereka sadar bagaimana cinta itu tercipta? Tanpa mereka sadar bagaimana makna ketulusan cinta itu.
Memang sudah semestinya kita sebagai manusia berakal memikirkan apa yang akan menjadi pasangan hidup kita kelak. Namun sadarkah kita betapa lebih pentingnya kita melihat kecenderungan calon pasangan kita dari aspek akhlaknya. Ya memang kita harus paham darimana dia berasal, tentang keturunannya. Lalu paham tentang kehidupan sosialnya dengan siapa dia bergaul bagaiman lingkungan sekitarnya dan satu lagi apa yang dia miliki. (mungkin itu untuk calon pendamping pria ya :D)
Namun tahukah kita sebagai makhluk yang beriman kepda Allah SWT. justru itu malah jadi nomor kesekian karena belum tentu berasal dari keturunan yang baik pribadi nya juga ikut baik meski kita tak menutup kemungkinan bahwa buah tidak akan pernah jatuh jauh dari pohonnya. Lalu dengan kehidupan sosialnya ataupun dengan apa yang dia miliki harta, kekuasaan, kekayaan yang sifatnya sementara itu bisa menjamin pribadi yang baik.
Yang terpenting ketika kita mencari calon pendamping adalah satu kata yaitu “SHOLEH” kata itu menjadi universal dan kesimpulan dari pencarian bibit bebet bobot. Berakhlak mulia, mampu menjadi pendamping hidup yang bisa menuntun satu sama lain menggapai syurga. Dia yang biasa pun walau hanya dengan kata “Sholeh” pasti akan bertanggung jawab,pasti akan menjaga,pasti akan setia, pasti akan berbudi pekerti bahkan tentunya pasti dia pasangan tercantik, tertampan untuk kita walau sejatinya fisik bukan tolak ukur melainkan hati yang akan menjadikan kecantikan dan ketampanan itu tumbuh seiring berjalannya waktu.

Duhai wanita yang mengaku ngaku dewasa



Duhai wanita yang mengaku ngaku dewasa...
Siapakah dirimu dengan pakaian serba ketat itu, dengan kebanggaan rambut terurai panjang memikat itu.
Siapakah diantara mereka yang tak takjub dengan segala keistimewaan fisik mu nan jelita
Tahukah engkau wanita dewasa langkahmu begitu manis jika kau mengenggam harapan dalam jalan yang hakiki dengan sang Pencipta. Dengan sang Maha Pemberi keistimewaan itu.
Tahukah kamu begitu sempurnanya kamu jika kamu membungkus semua keindahan itu dengan cita-cita meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dengan segala kemisteriusan pandangan para penikmat dunia seperti mereka itu.
Sang Pencipta begitu sayang sehingga Dia mewajibkan wanita menutup auratnya, menjaga dari pandangan yang mungkin tak tahu aturan itu.
Salam sayang sesama muslim J

Kamis, 24 Juli 2014

Kontroversi Hak Prerogatif



Selamat datang kembali kawan-kawan dumay. I’m back..
Lama sekali aku tidak posting neh,,muv ya...


Kali ini aku mau ngangkat topik yang ada beberapa waktu yang lalu yang di kutip dari pernyataan Quraish Shihab yang konroversial.

“Tidak benar, saya ulangi, tidak benar bahwa Nabi Muhammad sudah dapat jaminan surga, Surga itu hak prerogatif Allah " kata Quraish dalam acara tersebut.
Kemudian dia menjelaskan salah satu dalil yang menyebutkan bahwa seseorang masuk surga bukan karena amalnya tetapi karena rahmat dari Allah.
Sontak,  pernyataan mantan Menteri Agama ini menuai protes dan kritik dari para da’i dan ulama. Bahkan dijejaring sosial Facebook, “pakar tafsir”Indonesia ini dinilai telah  menyelewengkan makna hadits Rasulullah..
Berikut hanya beberapa diantaranya, Firman Allah,

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا (1) لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا (2) وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ نَصْرًا عَزِيزًا

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu (Muhammad) kemenangan yang nyata, Supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus, dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak). (QS. Al-Fath: 1 – 3).
Allah memberi jaminan mengampuni semua dosa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah lewat dan yang akan datang. Jaminan ini diberikan oleh Allah ketika beliau masih hidup, bersamaan dengan Allah berikan kepada beliau kemenangan yang nyata. Allah juga berfirman,

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا. ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا

Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui. (QS. An-Nisa: 69 – 70)
Para nabi, para shiddiqin, para syuhada, dan orang-orang shaleh, mereka di surga.
Memang, untuk manusia SELAIN nabi, kita tidak bisa memastikan apakah si A itu orang sholeh di sisi Allah atakah bukan.
Tapi untuk nabi, kita wajib memastikan. Karena bagian dari rukun iman adalah iman kepada para nabi. Dan tidak mungkin iman ini bisa terwujud, sementara kita tidak tahu siapa saja yang menjadi nabi. Dan siapapun yang termasuk nabi, dia dijamin masuk surga. Tentu saja Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam termask di dalamnya, karena beliau nabi terbaik. Allah juga berfirman,

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ

”Sesunguhnya Aku berikan kepadamu al-Kautsar.”
Mengenai tafsir al-Kautsar, disebutkan dalam hadis dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, bahwa suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terbangun dari tidur sambil tersenyum.
‘Apa yang membuat anda tertawa, wahai Rasulullah?’ tanya kami.
“Baru saja turun kepadaku satu surat.” kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat al-Kautsar hingga selesai.
”Tahukah kalian, apa itu al-Kautsar?” tanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
”Hanya Allah dan Rasul-Nya yang tahu.” Jawab kami.
Kemudian beliau bersabda,

فَإِنَّهُ نَهْرٌ وَعَدَنِيهِ رَبِّي فِي الْجَنَّةِ، آنِيَتُهُ أَكْثَرُ مِنْ عَدَدِ الْكَوَاكِبِ

“Itu adalah sungai, Allah janjikan untuk diberikan kepadaku di Surga. Jumlah gayungnya sebanyak bintang..” (HR. Muslim 400, Ahmad 11996, Nasai 904, Abu Daud 784, dan yang lainnya).
Ayat dan hadis di atas sangat jelas bahwa beliau dijamin masuk surga. Apa gunanya janji diberi sesuatu di surga, sementara beliau belum dijamin masuk surga.
Di samping itu, hadis yang sangat tegas bahwa beliau dijamin masuk surga adalah hadis dari Said bin Zaid radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, menyebutkan daftar sahabat yang masuk surga,

النَّبِيُّ فِي الْجَنَّةِ، وَأَبُو بَكْرٍ فِي الْجَنَّةِ، وَعُمَرُ فِي الْجَنَّةِ، وَعُثْمَانُ فِي الْجَنَّةِ، وَعَلِيٌّ فِي الْجَنَّةِ

”Nabi di surga, Abu Bakr bin surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga….” (HR. Ahmad 1631, Abu Daud 4649, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Kemudian hadis dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَنَا وَكَافِلُ اليَتِيمِ فِي الجَنَّةِ هَكَذَا» وَقَالَ بِإِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالوُسْطَى

“Saya bersama orang yang nanggung anak yatim di dalam surga seperti ini.”
Beliau berisyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah. (HR. Bukhari 6005, Abu Daud 5150, dan yang lainnya)
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّهُ لا يُدْخِلُ أَحَدًا الجَنَّةَ عَمَلُهُ
قَالُوا: وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «وَلا أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِمَغْفِرَةٍ وَرَحْمَةٍ»
“Tidak ada seorangpun yang dimasukan surga oleh amalnya.”
Para sahabat bertanya, “Termasuk anda, wahai Rasulullah?”
“Termasuk saya, hanya saja Allah meliputiku dengan ampunan dan rahmatnya.” (HR. Bukhari 6467, Ahmad 15236).
Hadis ini menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mendapatkan jaminan surga, karena Allah meliputi beliau dengan ampunan dan rahmatnya, yang dengan itu beliau dijamin masuk surga.
Semoga Allah menyelamatkan kita dari kesesatan pemikiran orang liberal, pembela syiah, yang menghina islam dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

- See more at: http://gemaislam.com/berita/indonesia-news-menuitem/2646-quraish-shihab-bikin-kontroversi-lagi-sebut-nabi-muhammad-tak-dijamin-masuk-surga#sthash.eJPmWGpk.dpuf


Ini muv aku copy paste dari sumber di atas. Memang sangat mengundang kontroversi sekali. Namun semua pernyataan itu pun di klarifikasi oleh Bapak Quraish Shibab. Berikut melalui sumber REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tayangan Tafsir Al-Misbah yang dibawakan Quraish Shihab di Metro TV pada Sabtu (12/7) menuai kontroversi. Itu setelah pakar hadis terkemuka tersebut menyinggung bahwa Nabi Muhammad Saw tidak mendapat jaminan tempat di surga.
Terkait masalah kontroversi tersebut, Quraish Shihab memberikan klarifikasi langsung melaui situs resminya pada Selasa (15/7) dalam judul 'Tentang Tayangan Tafsir al-Mishbah 12 Juli 2014'.
''Uraian tersebut dalam konteks penjelasan bahwa amal bukanlah sebab masuk surga, walau saya sampaikan juga bahwa kita yakin bahwa Rasulullah akan begini (masuk surga),'' kata Quraish Shihab dalam situs resminya quraishshihab.com.
Quraish Shihab mendasarkan penjelasannya pada hadis, antara lain, “Tidak seorang pun masuk surga karena amalnya. Sahabat bertanya “Engkau pun tidak?”, beliau menjawab “Saya pun tidak, kecuali berkat rahmat Allah kepadaku.”
Quraish Shihab mengatakan hal tersebut karena amal baik bukan sebab masuk surga, tapi itu hak prerogatif Allah SWT. Uraian di atas, lanjutnya, bukan berarti tidak ada jaminan dari Allah bahwa Rasul tidak masuk surga.
''Saya jelaskan juga di episode yang sama bahwa Allah menjamin dengan sumpah-Nya bahwa Rasulullah SAW akan diberikan anugerah-Nya sampai beliau puas, yang kita pahami sebagai surga dan apapun yang beliau kehendaki. Wa la sawfa yu’thika rabbuka fa tharda,'' katanya.
''Itu yang saya jelaskan, tapi sebagian dipelintir, dikutip sepotong dan di luar konteksnya. Silakan menyimak ulang penjelasan saya di episode tersebut. Mudah-mudahan yang menyebarkan hanya karena tidak mengerti dan bukan bermaksud memfitnah,'' kata Quraish Shihab.
Namun sejatinya kita pun tidak boleh mengambil kesimpulan hanya dari sebelah pihak. Sehingga jelas maksud dan tujuannya. Disini memang tak ada yang salah dan ini hanya kesalahpahaman saja. Dan saya termasuk orang yang setuju dengan pernyataan Hak Prerogatif Allah terhadap umat manusia seperti kita. Semua adalah kehendak Allah, tentang takdir baik, takdir buruk, tentang seseorang diberi Rahmat oleh Allah untuk masuk syurga ataupun neraka. Kita hanya makhluk yang tak luput dari salah. Dan kita hanya perlu usaha, ikhtiar dan tawakal dengan kehidupan ini untuk mendapatkan Ridho baik di dunia maupun di akhirat. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui sedang kita tidak. Wallahualambisawab